Beranda ekonomi Catatan Perjalanan Haji (28)

Catatan Perjalanan Haji (28)

0

Loading

Kantong Pipis Karya Muchidin Disukai Jamaah

Jamaah haji sedang antri di wc

MENUNAIKAN Ibadah haji tidak lepas dari kebersihan terlebih untuk shalat, kondisi ini tentu saja menyulitkan bagi jamaah yang menderita diabetes karena sering kencing. Sementara selama di Makkah, Arafah, Musdalifah, Mina dan Madinah tempat-tempat buang air kecil tersedia banyak namun yang menggunakan juga banyak sehingga harus antri, selain itu tempatnya jauh.

            Namun belakangan kita patut bersyukur, karena belum lama ini Haji Muchidin – warga Bandung, berhasil menciptakan kantpng urine. Kantong yang membuat jamaah yang kerap buang air kecil ini, senang ini diberinama Peepis.

Kantong pipis yang banyak dipakai jamaah haji Indonesia

            Kantong yang dijual murah ini, bisanya banyak dijual di Embarkasi Haji, namun saat ini sudah dipasarkan melalui on line seperti Tokopedia. Kantong yang tersedia untuk wanita dan pria ini, ternyata sudah dijual di Makkah dan Madinah, tentu harganya jauh lebih mahal dari  Indonesia.

            Menariknya, kantong karya Muchidin ini tidak membuat air seni menyebarkan bau, pasalnya semua air seni ketika tertampung dalam kantong langsung bercampur dengan tepung kimia yang ada didalamnya sehingga langsung menjadi gel yang tak berbau.

            Gel air seni ini mampu bertahan selama 10 hari itu, setelah itu kembali mencair. Kantong air seni yang dijual sekitar Rp110 ribu perlima bungkus ini, mampu menampung 350 militer air seni. Seorang pedagang kantong ajaib di Embarkasi Haji Balikpapan, menyebutkan gel dari air seni bisa menjadi kompos untuk tanaman.

            Pengamatan Suara Kutim.com, kantong pipis ini bentuknya beda untuk pria dan perempuan. Bahkan untuk perempuan terdapat corong yang memudahkan pemakainya, selain itu ada tisu.

           Corong yang disediakan apabila buang air kecil sambil berdiri, sehingga tidak menyebar kemana-mana. Beberapa jamaah wanita ketika ditanya terkait “kantong antik” karya anak Bandung ini, mengaku terbantu terlebih saat pada antrian panjang atau sedang dalam perjalanan. “Kalau sedang antri pakai saja dulu, kalau sudah kebelet yang pipis nggak harus ditahan-tahan ntar sakit. Nah saat masuk kamer kecil tinggal copot, bersih-bersih selesai. Cara makainya muda kok, kayak pakai pembalut aja,” ungkap mereka.

Kantong pipis yang telah diapresiasi Kemenag pada tahun 2012 ini, banyak dimanfaatkan jamaah haji termasyk yang kencing normal namun tidak suka dengan kondisi WC yang bau, becek dan kotor. “Kalau kebelet, cukup gunakan sarung bisa pipis sudah dan untuk bersih-bersihnya bisa menggunakan tisu basah, “ cerita seorang jamaah.(syafranuddin/bersambung)