Beranda hukum Dispenda Terus Upayakan PAD Melampaui Target, Demi Menutupi Defisit APBD

Dispenda Terus Upayakan PAD Melampaui Target, Demi Menutupi Defisit APBD

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (14/6)
Menurunnya penerimaan negara yang berimbas penerimaan daerah, membuat Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda) Kutim berupaya mengejar target Pendapatan Asli daerah (PAD). Upaya meningkatkan PAD diharapkan bisa menutupi defisit APBD yang diperkirakan bakal besar pada tahun 2016 ini.
“Tahun 2015 lalu defisit anggaran Kutim paling kecil diantara daerah lain di Kaltim, karena PAD. Karena itu, kami terus genjot pendapatan. Sekarang sudah ada 53 persen yang didapat, namun kami masih terus cari pendapatan dengan terus mendata potensi PAD. Termasuk PAD dari pajak bahkan petugas pajak kami masih di kecamatan melakukan pendataan dengan harapan nantinya bisa memberikan kontribusi PAD,” jelas Sekertaris Dinas pendapatan daerah Zaini.
APBD Kutim tahun 2016 sebesar Rp3,58 triliun dari segi pendapatan diakui masih aman karena PAD sudah mencapai 53 persen. Sedangkan penerimaan dana perimbangan yang ditargetkan Rp2,88 triliun lebih diakui baru terealisasi 32 persen atau sekitar Rp923 miliar lebih. “Sesuai kebiasaan, pendapatan dari dana perimbangan itu rata-rata masuknya pada September dan Oktober, diharapkan akhir bulan Juni ini ada lagi yang masuk di kas daerah,” katanya.
Disebutkan, beberapa sumber penerimaan dari dana perimbangan antara lain adalah bagi hasil pajak dengan target Rp 173,9 miliar, hingga awal Juni baru terealisasi Rp80,9 miliar. Pajak Bumi dan bangunan sektor Pertambangan Rp80 miliar, baru terealisasi Rp46,9 miliar, bagi hasil pajak penghasilan orang pribadi dengar target Rp61 miliar, namun baru terealisasi Rp33 miliar.
Zaini menyebutkan, dana perimbangan yang masih nihil yakni pajak bumi dan bangunan sektor perkebunan dan perhutanan . Padahal, kedua sektor masing-masing ditargetkan Rp29,6 miliar dan Rp2,29 miliar.
Selain pajak, dana perimbangan bagi hasil bukan pajak yang akan diperoleh Kutim, diungkapkan Zaini sebesar Rp 2,063 triliun yang didapat dari royalti batu bara sebesar Rp1,881 triliun, bagi hasil tambang minyak dengat target Rp25 miliar serta bagi hasil tambang Rp52,6 miliar. “Pemasukan dari sektor gas ini sudah melampaui target yakni Rp81 miliar atau lebih Rp28 miliar,” jelasnya.(SK2)