Beranda politik DPRD Kutim Gerakan ASN Beli Beras Lokal, Faizal Rachman Sebut Tidak Sekedar Beli Tapi...

Gerakan ASN Beli Beras Lokal, Faizal Rachman Sebut Tidak Sekedar Beli Tapi Juga Bela Petani Lokal

0

Loading

SuaraKutim.com; Sangatta — Tidak bisa dipungkiri, sejumlah komoditi pangan yang ada dan beredar di pasaran di Kabupaten Kutai Timur, lebih didominasi dari luar daerah, seperti Sulawesi dan Jawa. Sementara produk-produk pangan lokal, hingga saat ini memang masih belum mampu bersaing dan memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat lokal. Karena itu, dengan adanya gerakan membeli beras lokal asal Kecamatan Kaubun oleh Aparatur Sipil Negara (ASN) Kutim, merupakan salah satu upaya meningkatkan kesejahteraan petani lokal di Kutim.

Menurut anggota Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kutai Timur (Kutim), Faizal Rachman bahwa program pembelian beras lokal oleh aparatur sipil negara (ASN) tidak hanya membeli tapi juga sebagai wujud membela eksistensi petani lokal.

Politisi dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu mengapresiasi program pemerintah terhadap gerakan membeli beras lokal oleh ASN Kutim. Program tersebut mewajibkan para ASN di Kutim untuk membeli beras lokal Kaubun sebanyak 10 kilogram per orang.

“Gerakan itu, pembelian beras lokal Kaubun oleh PNS kita kan sudah berjalan, saya rasa jika konsisten maka setiap bulan akan terakomodir 6 ribu PNS kita dikali 10 kilo,” ungkapnya saat ditemui di Kantor DPRD Kutim, Kawasan Bukit Pelangi, Sangatta, Senin (11/7/2022).

Menanggapi isu soal kualitas beras lokal Kaubun, ia setuju jika beras lokal Kaubun kalah bersaing dengan beras luar daerah. Kendati demikian, ia juga mengonsumsi beras tersebut untuk memenuhi kebutuhan pokoknya lantaran soal rasa tidak kalah dengan beras lainnya.

“Memang secara penampilan (beras) kita masih kalah dengan luar daerah, tapi karena kita membela produk petani lokal, seharusnya soal kualitas tidak usah jadi masalah,” sebutnya.

Oleh karena itu, ia meminta kepada pemerintah untuk menyebut program tersebut dengan beli dan bela produk beras lokal Kaubun. Sehingga para ASN memiliki rasa untuk membela produk petani lokal dengan membeli dan mengonsunsinya.

“Saya usulkan gerakannya bukan hanya beli tapi beli dan bela, kalau ada kata belanya maka kita akan ada rasa usaha untuk membeli,” terangnya.

Menurutnya, jika tidak ada yang membeli beras lokal Kaubun, para petani tersebut tidak akan produksi lagi lantaran tidak ada pangsa pasarnya.

Di akhir pembicaraannya ia meminta kepada pemerintah, jika kualitas yang menjadi persoalan maka pemerintah harus menyiapkan data dukung petani lokal agar dapat produksi beras premium.

“Kalau masalahnya karena kualitas, saya rasa pemerintah harus memperhatikan petani kita agar bisa produksi beras dengan kualitas premium karena saat ini mereka masih menggunakan cara tradisional,” pungkasnya.(Adv)