SuaraKutim.com, Sangatta – Bupati Kutai Timur, Ardiansyah Sulaiman enggan berkomentar banyak terkait masih rendahnya persentase capaian pencegahan korupsi Kabupaten Kutai Timur sebesar 6,3 persen dan masih jauh dibandingkan kabupaten dan kota lainnya di Kaltim.
“Hari ini saya akan menjadi pendengar yang baik, karena saya adalah eksekutor lapangan. Artinya apa, saya ingin mendapatkan info yang berimbang antara pejabat yang memang ada di bawahan dengan (informasi, red) dari luar,” ujar Bupati Ardiansyah saat ditemui wartawan usai mengikuti Sosialisasi Anti Korupsi yang diselenggarakan Inspektorat Daerah Kutim, dengan mendatangkan Koordinator Bidang Pencegahan KPK RI Wilayah Kalimantan, Rusfian.
Diakui Ardiansyah, dirinya cukup terkejut dengan masih merahnya pelaporan pencegahan korupsi Kutai Timur per tanggal 5 September lalu, yakni 6,3 persen.
“Tadi saya liat data itu,per tanggal 5 September 2023, angka itu memang masih merah. Tapi mungkin wartawan juga melihat, saya dalam bulan November ini keliling Kutai Timur dalam rangka untuk ground breaking sejumlah proyek Multi Years. Jadi mudah-mudahan dengan dimulainya proyek tahun jamak tersebut bisa sedikit menaikkan angka capaian pencegahan korupsi Kutim,” jelasnya.
Lanjut Ardiansyah dihadap Koordinator Bidang Pencegahan KPK RI Wilayah Kalimatan, Rusfian, dirinya akan mancari tahu dimana letak kelemahannya sehingga menyebabkan Kutim masih masuk zona merah.
“Saya minta nanti inspektorat nanti melakukan sesuatu, dan Pak Sekda (Sekretaris Daerah, red) juga kemaren sudah saya berikan arahan. Mudah-mudahan lah kita berproses dan bisa diselesaikan ke depannya,” harap Ardiansyah didampingi Kepala Inspektorat Derah Kutim, Muhammad Hamdan.(Red/SK-01/Adv)
