Beranda kutim adv pemkab Kejar Eliminasi Malaria, Dinkes Kutim Minta Kerjasama Perusahaan Perkebunan

Kejar Eliminasi Malaria, Dinkes Kutim Minta Kerjasama Perusahaan Perkebunan

0

Loading

Sangatta (28/11/2019)

Hingga saat ini kasus penyakit malaria masih terjadi di Kutai Timur, terutama pada daerah-daerah yang masih melakukan pembukaan hutan sebagai lahan perkebunan, mesti kasusnya terbilang kecil. Karenanya, untuk mengeliminasi kasus penyakit malaria di Kutim, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kutim meminta kepada pihak perusahaan perkebunan untuk bisa bekerjasama dalam upaya pencegahan dan penanganan penyakit malaria, khususnya di kawasan perkebunan. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Kesehatan Kutim, dokter Bahrani Hasanal.

Bahrani Hasanal – Kadis Kesehatan Kutim

“Kegiatan eliminasi malaria saat ini merupakan salah satu program penting pemerintah Provinsi Kaltim. Pasalnya beberapa kabupaten di Kaltim, ternyata masih berstatus merah atau cukup tinggi dalam angka kasus penyakit malaria. Sementara untuk kita (Kutim.red) sendiri, saat ini berada di posisi status kuning atau angka temuan kasus malaria yang cukup rendah, namun tetap ada. Bahkan di tahun 2017 lalu, sebenarnya Kutim sudah pernah mendapatkan penghargaan sebagai kabupaten yang berhasil mengeliminasi malaria, namun kini ada temuan kembali karena pada beberapa kecamatan ada kegiatan pembukaan lahan perkebunan,” jelas Bahrani.

Lanjut Bahrani, sebagai upaya melakukan eliminasi malaria di Kutim, Dinkes Kutim kembali melakukan sosialisasi terkait upaya pencegahan dan penanganan kasus penyakit malaria. Mulai sosialisasi cara minum obat hingga penggunaan kelambu berinsektisida agar terhindar dari gigitan nyamuk malaria. Tidak hanya kepada masyarakat, namun sosialisasi juga dilakukan kepada pelaku usaha perkebunan yang saat ini tengah giat-giatnya melakukan pembukaan hutan untuk perkebunan. Sebab, temuan kasus malaria di Kutim didominasi pada daerah-daerah yang saat ini tengah terjadi usaha pembukaan lahan perkebunan. Seperti Kecamatan Busang dan Sandaran.

Lebih jauh, Bahrani menghimbau kepada pihak pengusaha perkebunan untuk bisa berkoordinasi dengan Dinkes Kutim sebelum melakukan kegiatan pembukaan lahan perkebunan. Hal ini agar pihak Dinkes bisa melakukan sosialisasi sekaligus pencegahan, agar para pekerja perkebunan dan masyarakat sekitar area kebun bisa melakukan pencegahan dari tergigit nyamuk malaria.

“Kasusnya (Malaria.red) di Kutim, hanya ada di Kecamatan Busang dan Sandaran. Itupun angkanya hanya 1-2 kasus saja. Makanya kita minta perusahaan perkebunan yang mau buka lahan, kordinasi ke Dinkes Kutim dulu. Supaya masyarakat sekitar dan pekerja kebun kita beri informasi dan pengetahuan, agar terhindar dari gigitan nyamuk malaria,” ujar Bahrani.(ADV-KOMINFO)