Beranda ekonomi Kemarau Menyebabkan Irigasi Rusak, Diperlukan Dana Minimal Rp200 Juta

Kemarau Menyebabkan Irigasi Rusak, Diperlukan Dana Minimal Rp200 Juta

0
Salah satu irigasi yang berhasil membuat sawah di Kaubun menguning.

Loading

SANGATTA.Suara Kutim.com (2/1)
Kemarau yang melanda Kutai Timur di tahun 2015 lalu, ternyata berdampak terhadapn fasilitas pengairan pertanian pada beberapa kecamatan di Kutim sehingga Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutai Timur pada tahun ini menggangarkan pengerjaan rehabilitasi fasilitas pengairan pertanian, khususnya di beberapa lokasi sentra pertanian di Kutim.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kutai Timur Aswandini Eka Tirta di dampingi Kepala Bidang Sumber Daya Air (SDA) Abdul Muhir, mengatakan bahwa pada tahun 2016 ini pihaknya sudah merencanakan pengerjaan rehabilitasi bagi beberapa fasilitas pengairan pertanian khususnya pada sentra-sentra pertanian di Kutim. Seperti di Kecamatan Rantau Pulung, Kaubun, Kaliorang, Kongbeng, dan Kecamatan Wahau.
Menurut Muhir rehabilitasi fasilitas pengairan pertanian ini diantaranya meliputi normalisasi saluran dan jaringan irigasi, perbaikan pintu air yang sudah karatan atau rusak berat, pernyemenan saluran irigasi dan lain sebagainya. Terkait anggaran, diakui tergantung kegiatan yang dilakukan. Namun ia menandaskan, disiapkan dana Rp 200 juta hingga Rp 500 juta terlebih jika panjang saluran irigasi mencapai 2 Km hingga 3 Km dan pekerjaan yang harus menggunakan alat berat.
Diakui perbaikan irigasi diperlukan untuk menjaga dan meningkatkan ketahanan pangan terutam beras di Kutim, jika kawasan sentra pertanian menaglami gangguan irigasi diakui berdampak langsung terhadap ketersediaan pangan di Kutim. “Produksi beras di beberapa kecamatan seperti Kaliorang, Kaubun, Teluk Pandan dan Kongbeng ikut membantu ketersediaan beras di Kutim meski sebagian besar didatangkan dari Sulawesi dan Pulau Jawa,” ungkap Abd Muhir.(SK-03/SK-11)