Beranda kutim adv pemkab Miliki Nilai Potensial, Pemandian Air Panas Pengadan dan Batu Lepoq Didorong Jadi...

Miliki Nilai Potensial, Pemandian Air Panas Pengadan dan Batu Lepoq Didorong Jadi Destinasi Wisata

0
Kepala Dinas Pariwisata Kutai Timur, Nurullah

Loading

SuaraKutim.com, Sangatta — Untuk menikmati pemandian air panas alami, warga Kalimantan Timur (Kaltim) tidak perlu jauh-jauh ke Bandung, namun cukup ke Kabupaten Kutai Timur (Kutim) untuk menikmati sensasi air panas yang dihasilkan bumi.

Berada di Kecamatan Karangan, tepatnya di Desa Pengadan dan Desa Batu Lepoq terdapat sebuah pemandian air panas alami belerang. Dengan potensi yang ada, wajar jika Dinas Pariwisata Kutim mendorong agar dua destinasi pemandian air panas alami di Kecamatan Karangan tersebut menjadi salah satu spot wisata di Kutim.

Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Nurullah mengatakan air panas belerang memiliki potensi wisata yang sangat besar di Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim). Namun sebelum itu, Nurullah mengakui harus ada pembenahan, perbaikan, melengkapi fasilitas untuk memberikan kenyamanan bagi wisatawan.

“Air panas itu hanya ada di Pengadan dan Batu Lepoq. Memang keduanya ini harus menjadi perhatian semua pihak. Kedepan, secara bertahap akan kita kembangkan destinasi tersebut,” ungkapnya.

Fasilitas yang paling utama adalah ketersediaan akses. Nurullah mengakui jika sebagian besar wisata di Kutim belum diketahui banyak orang karena faktor akses jalan yang belum menyentuh hingga lokasi wisata. Kendati demikian, Pemkab Kutim pun berupaya agar fasilitas jalan di daerah khususnya akses lintas kecamatan sudah dalam perencanaan pengerjaan melalui program multi year.

Harapannya ini bisa berdampak juga terhadap tempat-tempat pariwisata,” jelasnya.

Lebih lanjut ia menjelaskan, dalam upaya pengembangan wisata Pantai Teluk Lingga dan yang lainnya, Dinas Pariwisata Kutim telah melakukan koordinasi dengan Badan Standardisasi Nasional (BSN) terkait permintaan agar daerah pemandian air panas bisa dijadikan destinasi wisata. Sementara untuk mempublikasikan dan mengenalkan wisata pemandian ini, perlu ada sinergitas pemerintah desa setempat melalui badan usaha milik desa (BUMD) yang bisa mengelola lokasi tersebut.

“Paling tidak berkoordinasi dengan perusahaan-perusahaan sawit itu kan punya ribuan karyawan, kalau hari Sabtu-Minggu perlu hiburan juga. Jadi saran pengunjung itu, dilokal aja dulu. Kalau dilokal sudah bagus dan menikmati, yang lain kan tinggal ngikut dan aksesnya kita bangun,” tandasnya.(Adv/Red/SK-03)

Artikulli paraprakDisbun Kutim Siapkan Bimtek Pengelolaan Hasil Panen Karet Berstandar SNI
Artikulli tjetërProyeksi PAD Kutai Timur Tahun 2023 Sebesar Rp 200 Miliar, Bupati Ardiansyah Optimis Lampaui Target