Beranda KABAR KALTIM Moderasi Agama Jadi Fokus Diskusi UINSI di Taman Nasional Kutai

Moderasi Agama Jadi Fokus Diskusi UINSI di Taman Nasional Kutai

0
Kegiatan Prodi BKI UINSI bekerjasama dengan PC Nahdlatul Ulama Kutim dan Pemuda Lintas Agama, di Pondok Pesantren Mamba'ul Ulum pada Minggu (17/7), Pagi.

Loading

SuaraKutim.com; Sangatta – Moderasi beragama merupakan bagian penting dari rancangan pembangunan pemerintah terutama dalam RPJMN 2020-2024, dan indikator utamanya meliputi aspek komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi serta penerimaan terhadap tradisi.

Dikatakan Koordinator Program Studi Bimbingan dan Konseling Islam UIN Sultan Aji Muhammad Idris Samarinda (Prodi BKI UINSI), Randi Muhammad Gumilang, aktualisasi dari indikator tersebut secara definitif berisikan cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama. Hal itu dilakukan, lanjutnya, dengan cara mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan umum berlandaskan pada prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa dan bernegara.

“Konstruksi intelektual tersebut dihadapkan pada realitas keberagaman yang ada di masyarakat. Seperti halnya di kawasan Taman Nasional Kutai (TNK) yang dari waktu ke waktu kian bertumbuh, baik secara kuantitas populasi maupun keberagaman yang ada didalamnya,” kata Randi melalui rilis nya yang diterima awak media belum lama ini.

Menurutnya, masyarakat di kawasan TNK bukan saja terpolarisasi berdasarkan garis administratif lebih dari itu didalamnya juga hadir berbagai aspek keberagaman, mulai dari etnik, agama, sosial, budaya dan ekonomi. Maka, sebagai langkah merespons realitas tersebut dipandang perlu melakukan penguatan civil society, salah satunya dengan cara penguatan moderasi beragama berbasis komunitas masyarakat.

“Kegiatan Penguatan Moderasi Beragama berbasis komunitas di TNK dilakukan dalam bentuk workshop penguatan moderasi beragama. Pelaksanaan penguatan moderasi beragama dilaksanakan secara tentatif dengan empat komponen materi penguatan moderasi beragama,” ungkapnya.

Pada kesempatan itu, materi yang diberikan diantaranya sketsa kehidupan beragama Indonesia, teologi moderasi beragama, aktualisasi nilai moderasi beragama dan teknis penguatan moderasi beragama berbasis komunitas.

Di samping itu, hasil dari kegiatan kolaboratif tersebut adalah masyarakat memahami urgensi penguatan moderasi beragama pada komunitas masing-masing. Selanjutnya, melakukan revitalisasi penguatan moderasi beragama sebagai bagian integral dalam agenda pembangunan di daerah serta secara outcome, perguruan tinggi UINSI dapat menjadi rujukan atas berbagai kebutuhan sosial masyarakat, khususnya pada upaya penguatan moderasi beragama.

“Hal ini juga menegaskan peran vital perguruan tinggi dalam penguatan, dan pemberdayaan masyarakat sebagai bagian integral dalam aktualisasi dari visi dan misi UINSI, kemudian secara khusus menjadi sarana aktualisisasi keilmuan program studi Bimbingan dan Konseling Islam (BKI) di tengah masyarakat,” jelas Randi.

Lebih lanjut dijelaskan, sebagai bahan evaluasi diharapkan aktivitas pengabdian kepada masyarakat dapat menyasar berbagai dimensi kehidupan mulai dari sosial, budaya, ekonomi dan tentunya agama. Sehingga sebagai wujud aktual dari tridharma perguruan tinggi yang dikembangkan oleh kampus dapat menjadi jawaban atas kebutuhan dalam pengembangan masyarakat pada berbagai lini kehidupan.

Untuk diketahui, kegiatan penguatan moderasi beragama berbasis komunitas oleh Prodi BKI UINSI bekerjasama dengan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kutai Timur, dan Pemuda Lintas Agama itu dilaksanakan pada hari Minggu (17/7) lalu, di Pondok Pesantren Mamba’ul Ulum, Sangatta Selatan. Dan narasumber dari kegiatan tersebut yakni Kiyai Muhammad Muslih, Ali Basuki, Miftahur Ridho, dan Randi Muhammad Gumilang, kemudian pesertanya merupakan masyarakat yang berada di kawasan TNK, terdiri dari pengurus organisasi keagamaan, tokoh agama, tokoh masyarakat, perwakilan organisasi mahasiswa dan akademisi. (Red/Win)