Beranda ekonomi Pemuda Kutim Bikin Bilik Disinfektan Portabel Sendiri, Bantu Pemerintah Perangi Wabah COVID-19

Pemuda Kutim Bikin Bilik Disinfektan Portabel Sendiri, Bantu Pemerintah Perangi Wabah COVID-19

0

Loading

Sangatta – Tergugah dengan semakin meluasnya penyebaran wabah pandemik Virus Corona atau Corona Virus Disease 19 (COVID-19) hampir di semua wilayah di Indonesia, sekaligus ikut membantu Pemerintah Kutai Timur (Kutim) dalam upaya mencegah penyebaran COVID-19 di wilayah Kutim, sekelompok pemuda asal Kutim berinisiatif membuat bilik disinfektan sendiri.

Felly Lung, berfose disamping bilik disinfektan karya pemuda asli Kutim

Felly Lung, salah seorang pemuda Kutim yang menjadi inisiator pembuatan bilik disinfektan menuturkan jika ide membuat bilik disinfektan ini bermula ketika mengetahui cepatnya tingkat penyebaran COVID-19 di wilayah Kutim, khususnya Sangatta. Sementara upaya penyemprotan disinfektan yang dilakukan pemerintah dan kelompok masyarakat, meski sudah cukup baik namun dinilai belum begitu maksimal efeknya. Hal ini mengingat masyarakat masih beraktivitas di luar rumah. Hingga akhirnya tercetuslah pembuatan bilik disinfektan, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi orang-orang yang beraktivitas di tempat kerja atau di fasilitas umum.

“Bersama Pemuda Kutai Timur, kami tidak tinggal diam untuk mendukung Pemerintah Kutim menghentikan penyebaran COVID-19 di Kutim. Meski aturan social physical distancing sudah dianjurkan pemerintah untuk dilakukan oleh masyarakat, namun sebagian besar kita masih melakukan aktivitas di luar rumah karena tuntutan pekerjaan dan lainnya. Karena itu, tercetuslah pembuatan bilik disinfektan ini agar orang-orang yang harus beraktivitas di luar rumah, seperti di tempat kerja atau fasiltas umum lainnya tetap merasa aman, nyaman dan steril dari COVID-19,” terang Felly saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (28/3/2020).

Lanjutnya, keberadaan dan penerapan bilik disinfektan ini baru ada pada beberapa daerah di Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya. Sementara jika kita ingin memesannya, pasti harganya tidak murah serta tingginya ongkos kirim dari Pulau Jawa ke Kutim. Belum lagi saat ini hampir merata di Pulau Jawa mewabah COVID-19. Sehingga saat tiba di Kutim, pesanan harus lebih dahulu disterilkan sebelum digunakan. Karena itu terfikir mengapa tidak diproduksi sendiri Sangatta.

“Penggunaannya (bilik disinfektan, red) baru ada di Jakarta dan Surabaya. Sementar jika pesan disana, harganya pasti tidak murah dan ongkos kirimnya juga tinggi. Belum lagi harus kita sterilkan dulu jika barang datang karena di tempat pembuatannya juga sudah mewabah Virus Corona. Jadi kenapa kita tidak buat aja sendiri. Selain bahan-bahannya mudah didapatkan, tentu harga produksi akan jauh lebih murah. Sehingga akhirnya saya bersama beberapa pemuda Kutim langsung bergerak memproduksi bilik disinfektan ini,” beber Felly yang kesehariannya aktif berorganisasi di KNPI Kutim.

Dibawah naungan Koperasi Mitra Mandiri Sejahtera Sangatta, Felly menyebutkan jika saat ini beberapa unit bilik disinfektan tengah diproduksi. Bahkan ada yang telah selesai dan sudah menjalani proses uji coba kelayakan. Pihaknya juga dibantu JC Singgih Wibawanto, seorang insinyur yang kesehariannya selaku Supervisi di Koperasi Mitra Mandiri Sejahtera dan kini bertugas sebagai penanggung jawab dari project pembuatan bilik disinfektan.

“Ini produk Kutai Timur dan kita tidak perlu menunggu produk dari luar Kutim, jika kita mampu untuk membuatnya. Semoga alat ini bisa bermanfaat dan mendukung program pemerintah Kabupaten Kutai Timur dalam menekan dan mencegah penyebaran dan penularan COVID-19 di Kutim,” ujar Felly yang juga selaku pembina di Koperasi Mitra Mandiri Sejahtera Sangatta.

Sementara itu, JC Singgih Wibawanto selaku penanggungjawab project pembuatan bilik disinfektan portabel mengungkapkan jika dirinya langsung melakukan supervisi dan berbagai macam uji coba saat ide pembuatan bilik disinfektan portabel tersebut tercuat dari Felly Lung.

“Ketika gagasan dan ide ini muncul, Saya diminta Pak Felly Lung untuk melakukan supervisi dan berbagai macam uji coba. Pak Felly Lung juga mengumpulkan anak muda yang memang engineer untuk menumpahkan ide dan gagasanya. Banyak terobosan yang kami capai salah satunya, unit ini sangat efektif dan efisien serta penyemprotan juga sangat baik. Semua di kerjakan dengan ketulusan dan ketelitian,” terangnya.

Lanjut Singgih, semua bahan dalam pembuatan bilik disinfektan portabel ini diperoleh dari Sangatta. Selama 5 hari, tim produksi berhasil membuat 5 unit bilik disinfektan portable. Satu unit bilik disinfektan portabel ini dibandrol dengan harga Rp 12.500.000, diluar cairan disinfektan.

“Saat ini kami sudah memproduksi 5 unit bilik disinfektan yang merupakan pesanan Dinas Kesehataan Kutim. Alat ini dalam 1 Jam bisa melakukan penyemprotan disinfektan 35 detik per orang. Sehingga dalam 1 jam bisa mengcover menyemprot sebanyak 120 orang,” jelasnya.(SK2)