SANGATTA,Suara Kutim.com (26/8)
Sebagai daerah yang mempunyai potensi SDA banyak seperti batubara, seharusnya kekayaan yang ada bisa meningkatkan kesejahteraan rakyat. Batu bara, kata Aji Wijaya Effenndi – Plt Kadis Pertambangan dan Energi Kutim, bila dimanfaatkan maksimal akan memenuhi kebutuhan listrik di Kutim.
Masalahnya, ujar Aji Wijaya Effendi, bagaimana pemerintah mengelola potensi batu bara yanga ada menjadi pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) mulut tambang batu bara terlebih Kutim salah satu daerah yang memiliki potensi kandungan mineral batu bara luar biasa banyak dan menjadi salah satu pamasok batu bara dunia. “Dibandingkan dengan pomed sebagai produk olahan dari limbah sawit yang juga mampu diolah menjadi sumber tenaga listrik, pemanfaatan mulut tambang sebagai sumber listrik melalui uapnya tentu lebih menjanjikan,” ujar Aji Wijaya belum lama ini.
Ia menyebutkan, salah satu daerah yang mampu dioptimalkan potensi batu baranya yakni Muara Wahau. Berdasarkan data, di Muara Wahau ada 60 miliar mertik ton batu bara karenanya ada rencana investor berminat untuk mengelola pembangkit listrik dengan daya 2 kali 100 mega watt dengan menggunakan uap mulut tambang di Muara Wahau.
Lebih jauh, ia mengungkapkan dalam setahun hanya membutuhkan 1 juta metrik batu bara dari cadangan yang ada untuk memaksimalkan PLTU mulut tambang berdaya 2 kali 100 mega watt tersebut. “Potensi listrik tersebut tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan listrik masyarakat Kutai Timur secara keseluruhan, tetapi mampu menyuplai kebutuhan listik bagi masyarakat di Kalimantan Utara. Namun semua itu terkembali kepada Bupati Kutai Timur yang memiliki kebijakan penuh dalam pengambilan keputusan,” tandasnya.
Ia menandaskan, Aji Wijaya sudah saatnya Kutai Timur benar-benar memaksimalkan potensi alam yang ada untuk pemenuhan kebutuhan dalam daerah sendiri. Bahkan salah satu perusahaan tambang batu bara terbesar di dunia yang ada di Kutim yakni PT Kaltim Prima Coal (KPC) juga telah mempersiapkan pemanfaatan bata bara sebagai komoditi energi listrik jika batubara sudah tidak terlalu diminati lagi.(SK3)
