Beranda foto Ramadhan Penuh Rahmat, Semarakan Baca Al-Quran

Ramadhan Penuh Rahmat, Semarakan Baca Al-Quran

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (4/7)
Bulan Ramadhan disebut sebagai Syahrul-Huda atau bulan petunjuk arena wahyu yang pertama kali diturunkan Allah SWT tepat pada bulan Ramadhan, sehingga Ramadhan disebut sebagai syahrul-Wahyu atau bulan wahyu bahkan lebih khusus lagi disebut sebagai Syahrul-Qur’an.
Disebut Syahrul-Qur’an, ujar Ustadz Muhammad Abror Dharma dalam tauziahnya pada Peringatan Nuzulul Qur’an yang digelar Pemkab Kutim, Jumat (4/7) di Masjid Agung Sangatta, karena Al-Qur’an diturunkan pertama kali pada bulan Ramadhan demikian dengan ayat-ayat lainnya.
Dalam sebuah hadis disampaikan At-Tirmidzi, kata Muhammad Abror Dharma disebutkan barangsiapa membaca satu huruf Al-Qur’an maka baginya satu kebaikan dan setiap kebaikan akan dilipatkan menjadi sepuluh kali lipat yang serupa. “Bayangkan jika seorang ummat Islam mampu membaca satu surat saja atau satu Juz bahkan mengkhatamkan Al-Qur’an maka Allah akan melipat-gandakan pahalanya dengan sempurna seperti disabdakan Rasulullah SAW barang siapa yang mengkhatamkan Al-Qur’an maka akan dimintakan rahmat oleh enam puluh ribu malaikat ketika ia mengkhatamkannya,” ujar Muhammad Abror Dharma yang selama 1 jam mampu memberi pencerahan kepada jamaah Masjid Agung.
Mengenakan baju koko warna putih, pria yang kerap membuat jamaah terpana dan menyampaikan ceramah menggunakan bahasa Banjar menyebutkan mempertegas pernyataan Bupati Ardiansyah Sulaiman bahwa mempelajari Al-Qur’an merupakan kewajiban ummat Islam. “Orang Islam yang baik ialahsenantiasa mempelajari Al-Qur’an, sedangkan orang yang paling buruk adalah yang tidak mengerti Al-Qur’an dan tidak mau mempelajarinya. Kita wajib mempelajari cara membaca Al-Qur’an dengan kaidah tajwid dan makhraj yang benar. Kita diwajibkan pula untuk mempelajari kandungan Al-Qur’an yakni mengerti pesan-pesan Al-Qur’an, tafsirnya, hukum-hukum, perintah, larangan, dan nasehat yang terkandung dalam Al-Qur’an,” ungkap Ustadz Muhammad Abror Dharma.
Ustadz Muhammad Abror Dharma mengakui modernisasi telah menjadi tantangan ummat Islam dalam menegakan ajaran Al-Qur’an sehingga ada yang “mencoba” membaca Al-Qur’an dengan bahasa daerah sementara seluruh dunia Al-Qur’an dibaca dengan bahasa Arab. “Kayak apa kalau imamnya orang Banjar, makmumnya oran Bugis, Orang Kutai atau Padang saat shalat bersamaan dengan bahasa masing-masing daerah,” beber Ustadz Muhammad Abdror Dharma yang langsung disambut tawa jamaah.
Kepada orang tua, ia mengimbau untuk lebih mengedepankan pembinana ahlaq kepada anak-anaknya sehingga siap mental dan rohani menghadapi modernisasi. Diingatkan, anak merupakan investasi menuju surga karenanya jika salah mendidik anak akan menjadi akibat tertundanya orang tua menikmati surga yang hakiki. (SK-03/SK-09)