SANGATTA,Suara Kutim.com (9/3)
Ribuan ummat Hindu di Kutim sejak Selasa (8/3) merayakan Hari Raya Nyepi, sebelumnya menggelar ibadah di Pura. Ketua PHDI Kutim Ida Bagus Oka, menyebutkan kegiatan di Pura Dharma Prima Jagadnatha yang terletak di Bumi Etam Sangatta Utara diikuti ummat Hindu sekitar Sangatta sedangkan di Kaubun dan Kaliorang serta kecamatan lainnya menggelar kegiatan serupa di pura masing-masing.
Kepada Suara Kutim.com, Ida Bagus Oka menyebutkan hari raya Nyepi tahun 1938 sangat istimewa karean bertepatan dengan Gerhana Matahari Total. Anggota Satlantas Polres Kutim ini menyebutkan hari raya umat Hindu dirayakan setiap tahun Baru Saka.
Nyepi, ujar Ida Bagus Oka dari kata sepi sementara Hari Raya Nyepi merupakan perayaan Tahun Baru Hindu berdasarkan penanggalan caka yang dimulai sejak tahun 78 Masehi dimana tidak ada aktivitas seperti biasa. “Semua kegiatan ditiadakan termasuk menyalakan api atau mendengarkan musik, tujuan utama Hari Raya Nyepi memohon ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa, untuk menyucikan Bhuana Alit (alam manusia) dan Bhuana Agung (alam semesta),” bebernya.
Diungkapkan, sebelum Nyepi, umat Hindu melakukan penyucian melalui upacara Melasti dimana segala sarana persembahyangan yang ada di Pura diarak ke pantai atau danau, karena laut atau danau adalah sumber air suci dan bisa menyucikan segala leteh (kotor) di dalam diri manusia dan alam.
Pada hari raya Nyepi, tandas Ida Bagus Oka, suasana seperti mati sehingga tidak ada kesibukan apaun. Pada hari raya Nyepi, semua umat Hindu melaksanakan Catur Brata Penyepian yang terdiri dari amati geni, amati karya, amati lelungan , dan amati lelanguan. “Bagi yang mampu melaksanakan tapa, brata, yoga, dan semadhi,” bebernya.(SK-04/SK-13)
