Beranda ekonomi Saat Wukuf :Tangis Pecah Ketika Ingat Orang Tua, Cuaca Panas Tak Terasa

Saat Wukuf :Tangis Pecah Ketika Ingat Orang Tua, Cuaca Panas Tak Terasa

0
Jamaah Haji Asal Kutim sedang menanti bus yang akan membawa mereka menuju Musdalifah untuk mengumpulkan batu sebelum ke Mina guna melontar jumrah aqobah.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (11/9)
Jamaah Haji Kaltim yang tergabung di Kloter 12 Balikpapan tak mampu menahan air matanya ketika H Sofyansyah – sebagai Ketua Kloter menyampiakan khotbah wukuf menjelang dilaksanakannya waktu wukuf haji Tahun 2016, Minggu (11/9) pukul 12.09 WAS atau 17.09 Wita.
Gambaran ketika manusia dikumpulkan pada Padang Masyhar membuat emosi jamaah tak tertahankan lagi. “Semua menangis haru, tak satupun bisa tertawa semua tertunduk dan menangis bahkan udara panas yang mencapai empat puluh dua derajat sudah tidak dirasakan lagi sepertinya panas yang ada sebagai cambuk dan gambaran bahwa panas pada hari kiamat nanti jauh lebih panas,” kata Ilham.
Disbeutkan, kawasan Arafah yang luas tiba-tiba saja seperti laut kain putih bahkan manusia seperti kecil saja. Kepada Suara Kutim.com, Ilham melaluin jaringan telepon internasional menyebutkan pelaksanaan wukuf dimulai pukul 12.09 Wita setelah shalat dzuhur yang dijamak taqdim dengan ashar.
Setelah khutbah Wukuf selesai semua jamaah langsung bubar mencari tempat untuk melaksanakan ibadah lainnya mulai shalat, membaca Al-Qur’an, berzikir dan berdo’a. Diakui diawal –awal Wukuf, semua mata tampak bengkak karena menangis. “Saya ini nggak pernah menangis, tapi ketika melihat Ka’bah dan berada di Arafah ini hampir setiap saat menangis, mungkin sudah literan air mata ini tercurah,” aku Ilham yang kini sudah mendapat gelar haji.
Diakuinya, wukuf merupakan tempat untuk melakukan intropeksi diri dan berjanji langsung kepada Allah SWT untuk melakukan perbaikan. H Sofyansyah yang sehari-harinya bertugas di Kementrian Agama Kutim, mengingatkan jamaah tidak lupa untuk berdoa akan keagungan Allah SWT yakni Laa Ilaha illallah wadahu laa syarikalah, lahul mulku walahulhamd, yuhyumiit wahua hayyun layamuutu biyadihil khair, wahua ala kuli syaiin qadir. “Lakukan berulang-ulang kali, kalau kering kerontongan segeran minum dan kembali akan berdoa kepada Allah SWT, jangan lupa memohon ampun akan dosa-dosa kita, anak, keluarga, muslimin muslimat terlebih-lebih kedua orang tua kita,” pesannya.
Menurut Ilham, ketika H Sofyansyah mengingatkan jamaah untuk mendoakan keluarga dan terutama orang tua, tangis jamaah mulai pecah terlebih-lebih dikatakan berdoa dan memohon ampunan di Arafah akan dikabulkan Allah SWT. “Memang ada perasaan lain dimana kita berdoa seperti langsung kepada Allah SWT, karenanya meski kering rasa tenggorokan tak mengurangi semangat untuk berdoa dan memohon ampunan Allah SWT,” kata Haji Ilham menjelang pemberangkatan ke Musdalifah sebelum ke Mina.(SK13)

Artikulli paraprakIhram dan Arafah Ingatkan Ummat Islam Akan Kesamaan Derajat Manusia
Artikulli tjetërJamaah Kini Menuju Muzdalifah, 3 Jam Lebih Menanti Bus Jemputan