Beranda ekonomi Waw…., Es Kelapa Lombok Habiskan 500 Biji Kelapa Sehari.

Waw…., Es Kelapa Lombok Habiskan 500 Biji Kelapa Sehari.

0

Loading

BULAN RAMADHAN benar-benar bulan penuh rejeki bagi Taufiq (35) asal NTB, pria yang sudah lama tinggal di Sangatta ini setiap hari harus melayani ratusan pembeli es kelapa khas Lombok. Dari gerobaknya yang sederhana, Taufiq harus kerja cepat agar semua pembeli terlayani.
khas Tidak seperti hari biasa, Taufiq dan dua rekannya selama Ramadhan baru buka lapak pukul 14.00 Wita, itupun ia bisa menghabiskan 500 biji kelapa. “Hanya hari pertama tidak ramai karena keburu hujan, tapi pada hari kedua dan ketiga ramai sekali karenanya kami harus cepat melayani pembeli,” terang Taufiq.
Es Kelapa Khas Lombok dijual Tauiq sejak beberapa tahun lalu, ia mengakui warga Sangatta banyak menyukai karena punya ciri khas tersendiri. Warga Sangatta yang antri mengaku es kelapa khas Lombok beda dengan kebanyakan es kelapa lain. “Air kelapanya terasa, selain itu ada rasa jeruknya serta manisnya gula kelapa,” aku Sherly (25).
Es kelapa khas Lombok diramu sederhana oleh Taufiq, terutama air serta daging kelapanya tidak disatukan dalam es namun setelah peramuan dengan susu, gula merah dan jeruk baru disatukan dengan es batu. “Karena tidak menyatu dengan es batu itu, air kelapanya teras sekali sehingga mampu menghilangkan haus dikala minum,” timpal Anto warga Sangatta.
Kepada Suara Kutim. com dalam dua hari terakhir ia memproduksi paling sedikit 1.000 bungkus, dengan mematok harga Rp5.000 perbungkus bisa dibilang Taupiq bisa mengantongi pendapatan kotor Rp5 juta perhari. “Sehari bisa menghabiskan 500 biji kelapa dan setiap kelapa paling tidak untuk 3 atau 4 bungkus, selama Ramadhan ini kami harus bekerja cepat agar semua pembeli terlayani,” terang Taufiq yang berencana pulang kampung setelah lebaran.
Pengamatan Suara Kutim.com penjualan es kelapa khas Lombok ini cukup banyak di Sangatta, namun tempat Taufiq paling ramai. Menariknya, kecepatan mengingat plastik menjadi daya tarik tersendiri bagi pembeli. “Tehnik mengikat kantong plastiknya juga menarik, sehingga waktu menunggu tidak lama meski beli sepuluh bungkus,” aku Anto ketika dijumpai Suara Kutim.com, Minggu (21/6) sore.(SK-06/SK-12)