SANGATTA (29/9-2019)
Kualitas dan tata kelola industri kelapa sawit yang berkelanjutan menjadi isu penting bagi pasar ekspor Eropa. Menurut Kadis Pertanian Kutim, Sugiono, Pemkab Kutim belum lama ini bekerjasama dengan Deutsche Gesellschaft für Internationale Zusammenarbeit GmbH (GIZ) menggelar pelatihan pendamping petani sawit guna peningkatan kapasitas SDM dan sistem pengelolaan industru sawit berkelanjutan.
Diakui Sugiono, komoditas produk kelapa sawit asal Indonesia diakui masih sangat dibutuhkan di Uni Eropa (UE). Hanya saja, produk yang diinginkan perlu memiliki standar mutu dan proses produksi yang baik.
“Ada beberapa standar yang diwajibkan agar ekspor sawit bisa menembus pasar uni eropa terkait isu lingkungan hidup, konservasi hutan dan lahan, pengelolaan ramah lingkungan termasuk sertifikasi produk kelapa sawit hingga ke petani kecil,” jelas Sugiono.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa peningkatan kualitas ekspor kelapa sawit harus dilakukan secara menyeluruh baik dari kapasitas SDM maupun manajemen pengelolaan kelapa sawit. “Harus ada ilmu khusus dalam pengelolaan kepala sawit yang berkelanjutan ini, baik produsen maupun SDM-nya. Ini pelatihan yang pertama dan target awalnya semua penyuluh di kecamatan punya lisensi atau bersertifikasi,” tegasnya.
Kepada Suara Kutimc.com yang mengakui CPO Indonesia kerap dipersoalkan karena berbagai isu, antara lain masalah lingkungan hidup. (SK11)