Beranda ekonomi Biaya Prokduksi Tinggi, Tarif Rendah Penyebab PDAM Belum Bisa Sumbang PAD Kutim

Biaya Prokduksi Tinggi, Tarif Rendah Penyebab PDAM Belum Bisa Sumbang PAD Kutim

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (14/8)
Akibat biaya operasional tinggi, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tuah Benua Kutim belum mampu menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kutai Timur (Kutim). Bahkan, perusahan yang berdiri sejak tahun 2001 selalu mendapat subsidi dari Pemkab Kutim.
Direktur Utama PDAM Kutim Aji Mirni Mawarni menyebutkan audit keuangan PDAM Kutim sudah WTP (Wajar Tanpa Pengecualian) namun status pendapatan masih rugi. “Karena itu PDAM belum bisa memberikan PAD,” kata Aji Mirni Mawarni.
Berdasarkan evaluasi tarif yang dihitung PDAM bersama BPKP (Badan Pengawas Keuangan Pembangunan), sebut Aji Mawarni, harganya saat ini hanya Rp 5.200 liter per kubik, jika melihat tarif Full Cost Recovery (FCR) seharusnya diterapkan Rp8.600 liter per kubik sehingga terjadi selisih cukup besar antara biaya produksi dan harga jual.
Ia mengungkapkan, biaya produksi menjadi tingga karena sebagian besar IPA kita masih bergantung pada listrik genset dimana biaya operasional menghabiskan Rp 3,5 miliar hinggaRp 4 Miliar. Sementara pendapatan PDAM antara Rp 2,8 miliar hingga Rp 3 miliar.
Minimnya cakupan pelayanan, diakui menjadi persoalan lain karena hingga untuk seluruh Kutim, yang baru dapat terlayani air bersih baru 26,59 persen sementara di Sangatta Utara baru mencapai 55,19 persen. “Penambahan kapasitas produksi IPA mau tak mau harus dilakukan untuk meningkatkan cakupan pelayanan. Karena, sesuai perhitungan, untuk IPA Kabo di Sangatta Utara yang sekarang sudah kapasitasnya 280 liter perdetik, hanya mampu bertahan sampai akhir tahun ini,” jelasnya.
Ditemui di ruang kerjanuya belum lama ini, diungkapkan tahun depan PDAM terbantu dengan rencana penyambungan listrik dari PLN untuk IPA Kabo sehingga bisa menekan biaya operasional genset. “Tahun ini, subsidi yang diberikan Pemkab Kutim Rp 10 miliar hanya cukup untuk menutupi biaya operasional hingga Juli. Sisanya, PDAM hanya dibantu khusus untuk pembelian BBM sampai akhir tahun. Mudah-mudahan, kalau listrik PLN sudah terhubung PDAM bisa evaluasi tariff lagi,” bebernya wanita yang akrab disapa Mawar ini.(SK2)