Beranda ekonomi Cuaca dan Air Pengaruhi Kualitas Tapioka Rantau Pulung

Cuaca dan Air Pengaruhi Kualitas Tapioka Rantau Pulung

0
Totok dari PT Swasembada Pangan - Pati Jateng memperlihatkan alat pengolah tapioka yang ada di Rantau Pulung.

Loading

SANGATTA (23/1-2019)

                Pabrik tepung tapioka di Rantau Pulung yang beroperasi beberapa tahun lalu,  kerap mengalami gangguan terutama mesin. Akibat menganggu kualitas produksi, selain itu air yang digunakan kurang mendukung sehingga tapioka yang  dikirim ke Jawa Tengah dalam bentuk basah sehingga bisa diproses ulang untuk bisa menjadi lebih putih dan berkualitas.

                Saat rombongan PWI Kutim bertandang, pekan lalu, aktifitas dipabrik terhenti karena mesin rusak sementara puluhan singkon sudah dikupas. “Sudah beberapa kali mengalami kerusakan dalam sepekan ini, sebelumnya dalam sehari mampu mengelola  hingga 15 ton singkon gajah,” terang Totok salah satu pengelola Pabrik Tapioka Rantau Pulung.

                Totok yang kesehariannya kerja di PT Swasembada Pangan   Jawa Tengah ini mengakui kedatangannya untuk membantu pekerja yang mengelola pabrik. Menjawab pertanyaan wartawan seputar tenaga kerja, diakuinya mempekerjan 15 orang tenaga kerja pengupas dengan upah Rp120 ribu perton.

                Pabrik untuk bahan pangan yang pertama kali ada di Kutim ini, awalnya dibangun PT KPC untuk mendorong Bumdes. Namun terkendala SDM, akhirnya vakum. Belakangan pabrik yang berada di SP 7 Rantau Pulung ini dikelola PT Borneo Inti Perkasa (BIP) yang bekerjasama dengan PT Swasembada Pangan.

                Totok yang punya pengalaman segudang menangangi pabrik tapioka, mengakui rencana pengiriman tapioka ke Jawa Tengah, tidak terganggu meski mesin rusak. Ia mengakui, banyak hal yang membuat tapioka Kutim tidak sebaik di Jawa Tengah. “Disini cuacanya tak menentu, kadangkala panas tiba-tiba hujan akibatnya merusak tapioka yang sudah dikeringkan karenanya yang dikirim masih basah,” bebernya.(SK11)