Beranda hukum Curiga Suami Dibunuh, Istri Ibrahim Lapor Polisi

Curiga Suami Dibunuh, Istri Ibrahim Lapor Polisi

0

Loading

SANGATTA (6/12-2017)
Keluarga almarhum Ibrahim Sembe (38) tak menaruh curiga akan kematian orang disayangi mereka. Pasalnya, pada tubuh korban terdapat hal-hal mencurigakan dimana almarhum tewas dibunuh.
Sebelumnya, Ibrahim yang dikabarkan tewas kecelakaan di Jalan Martadinata Teluk Pandan, Selasa (14/11) lalu. Namun melihat kondisi jenazahm Abi sebagai istri curiga sehingga bersama Yuliana, warga Kampung Tator Sangatta Utara ini, Rabu (6/12) melapor ke Polres Kutim.
“Kami lapor Reskrim, karena terlalu banyak kejanggalan pada kematian adik saya, Ibrahim. Awalnya, disebut kecelakaan tunggal. Kemudian, muncul kenyataan, ternyata katanya tabrakan dengan sesama pengendara motor berinisial Y. Tapi kalau memang orang tabrakan, masak lukanya lobang ke dalam, robek, bahkan jarinya remuk. Sementara kendaraan yang digunakan, lecetpun tidak,” jelas Yuliana.
Ditemui di Mapolres Kutim, keduanya menyebutkan kalau almarhum memang tabrakan kenyatanya air yang dibawa dalam jerigen, tidak tumpah. Termasuk makanan yang dibungkus, yang mengantung dimotor, juga tidak jatuh. “Kalau tabrakan yang mematikan orang. pasti ada dampaknya di kendaraan minimal cup motornya rusak atau air yang dijerigen tumpah kalau memang sempat tabrakan atau gimana. Tapi ini sama sekali tidak ada ciri tabrakan keras, kok orangnya meninggal,” bebernya.
Diungkapkan, dari foto CT di RSUD Samarinda, tengkorak kepala bagian belakang korban retak, kemudian leher diduga patah. Selain itu, ada luka dalam di lengan kiri. yang kemudian dijahit, termasuk di betis korban juga robek.
“jika tabrakan sedikit banyak pakaianya almarhum rusak akibat terseret diaspal, sementara pakaian korban tidak ada kerusakan sama sekali. Melihat kejanggalan yang ada, kami yakin Ibrahim dibunuh,” beber Yuliana.
Yuliana membenarkan, pihak Satlantas Polres Kutim menyatakan sudaranya meninggal karena kecelakaan lalulintas, tapi keluarganya tidak terima. “Saya mohon ini dilakukan tindakan hukum. Silakan dioutopsi, kami sudah rela kuburannya dibongkar untuk kepentingan hukum. Soalnya, yang buat kami penasaran, karena hingga kini hasil visum korban itu belum ada juga. Padahal, kasusnya sudah 3 minggu. Jadi kami perlu pembuktian apa penyebab kematian adik kami secara hukum,” jelas Yuliana yang kesehariannya Ketua RT 17 Desa Singa Gembara.(SK2/SK12)