Beranda ekonomi Di Hari Buruh : Pekerja Gelar Dialog, GMNI Gelar Unjuk Rasa

Di Hari Buruh : Pekerja Gelar Dialog, GMNI Gelar Unjuk Rasa

0
Pekerja sawit di salah satu perusahaan perkebunan kelapa sawit di Kutim

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (1/5)
Peringatan Hari Buruh se Dunia, oleh pekerja di Sangatta ditandai dengan dialog antara Plt Bupati Ardiansyah Sulaiman, Kapolres AKBP Anang Triwidiandoko dengan jajaran Serikat Buruh. Dialog yang berlangsung di Sekretariat Serikat Buruh Kutim diikuti 60 orang pekerja sebagai perwakilan buruh.
Dalam dialog yang berlangsung dalam suasana kekeluargaan itu, Ketua Serikat Buruh Seluruh Indonesia (SBSI) Basti meminta pemerintah menghapus sistem kerja kontrak atau outshoursing, kemudian meningkatkan kesejahteraan dan memperhatikan masa depan buruh. “Dengan sistem kontrak, nasib pekerja tidak jelas dan dengan mudah diberhentikan selain itu tidak ada jaminan bisa diangkat sebagai pegawai tetap,” kata Basti.
Menanggapi permintaan kalangan buruh, Plt Bupati Ardiansyah Sulaiman mengakui sejumlah harapan buruh telah disampaikan ke Gubernur Kaltim untuk diteruskan ke Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. “Pemkab Kutim menyambut positif dan menyampaikan penghargaan kepada buruh di Kutim yang selama ini menyambut Hari Buruh Internasional selalu menjaga keamanan dan ketertibman masyarakat, bahkan menggelar dengan kegiatan positif baik kepada pekerja maupun masyarakat,” kata Ardiansyah.
Harapan serupa juga dilontarkan Kapolres AKBP Anang Triwidiandoko, ia menyarankan tahun depan diperayaan Hari Buruh Internasional ditingkatkan kegiatannya seperti dialog dengan pemerintah guna menemukan rumusan dalam perlidungan dan peningkatan kesejahteraan buruh. “Saya berterima kasih kepada pekerja di Kutim yang selama ini ikut menjaga situasi yang aman dan terkendali,” kata Anang yang belum sebulan bertugas di Kutim.
Jika kalangan buruh tidak menggelar unjuk rasa di Hari Buruh Internasiona, justru unjukrasa digelar Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kutim. Unjuk rasa yang dipimpin Hendra Setiawan dan diikuti 15 orang anggota GMNI, berlangsung di Simpang 3 Pendidikan dengan tuntutan agar perusahaan perkebunan kelapa sawit memberikan jaminan kesehatan buruh, menjamin keselamatan pekerja dengan menyediakan peralatan yang aman dan memadai sepeti sarung tangan, masker, meningkatkan kemampuan buruh dalam melalukan pencegahan resiko kerja, selain itu GMNI menuntut pemerintah meningkatkan pengawasan. “Banyak pekerja buruh yang diperlakukan tidak manusiawi oleh perusahaan kelapa sawit,” kata Hendra dalam orasinya yang berakhir pukul 10.30 Wita.(SK-02/SK-03/SK-08)

Artikulli paraprakPolisi Tahan Pelarian Lapas Balikpapan
Artikulli tjetërStatus Lahan Belum Pasti, Pengembangan Bandara Sangkima Terhambat