SANGATTA (29/10-2017)
Menjaga keaslian situs tapak tangan dan kealamian kawasan gua karst di Kutai Timur, Dinas Pariwisata Kutim berencana melakukan sterilisasi terhadap sebagian kawasan karst.
Kepala Dinas Pariwisata Kutim, Dwi Susilanto Gamawan menyebutkan pembahasan bersama balai pelestarian cagar budaya kalimantan timur, ada kesepakatan untuk mensterilisasi sebagian gua-gua karst di kutim yang memiliki situs bersejarah berupa gambar tapak tangan manusia purba.
Ini dilakukan, ujarnya, agar kawasan sekitar cagar purbakala karst tetap terjaga dan tidak terjamah manusia. namun diakui dispar tetap membuka sebagian kawasan karst untuk menjadi tujuan wisata.
Disebutkan, agar kondisi gua karst yang menjadi destinasi wisata nantinya juga tetap terjaga kealamiannya, instansinya berencana membuatkan pagar pembatas antara pengunjung gua karst dengan gambar tapak tangan tujuannya mencegah pengunjung yang datang melihat-lihat gambar tapak tangan tidak menempelkan tangan-tangan mereka ke gambar-gambar tapak tangan yang ada di dinding-dinding gua .
“Upaya ini untuk mencegah rusak dan terhapusnya gambar tapak tangan jika terus-menerus disentuh, selain itu akan memberlakukan larangan merokok atau membakar sesuatu di dalam dan sekitar gua karst karena selain faktor cuaca dan perlakuan terhadap lingkungan sekitar gua juga sangat mempengaruhi kealamiahan kawasan gua karst,” beber Dwi.
Diakui, gua karts yang ada di bentang kawasan sangkulirang mangkalihat kawasan karst berpotensi dijadikan destinasi wisata diantaranya gua karst tewet di Bengalon.
Menurut Dwi, wisatawan yang ingin berkunjung ke gua tewet dimulai dari kawasan hambur batu bengalon yang dilanjutkan perjalanan melalui jalur sungai bengalon menggunakan perahu bermotor hingga basecamp gua tewet. “Situs tapak tangan purba yang ada di gua-gua karst lainnya tidak akan dibuka untuk umum, agar tetap terjaga dan alami,” sebut Dwi.(SK3)
