Beranda hukum Erlyan : Tidak Ada Konflik di Kominfo Kutim, Hanya Mis Komunikasi

Erlyan : Tidak Ada Konflik di Kominfo Kutim, Hanya Mis Komunikasi

0

Loading

SANGATTA (26/4-2018)
Dinas Kominfo, Persandian dan Statistik (Perstik) Kutim menginginkan vediotron di Simpang Empat Sangatta Lama, berfungsi maksimal namun terkendala dana. Karenanya, diupayakan bisa mengandeng pihak lain agar bisa berfungsi maksimal sebagaimana diharapkan.
Kepala Dinas Perstik Kutim Erlyan Noor, Kamis (26/4) menyatakan banyak kebutuhan instansi yang ia pimpin namun kesemuanya terkendala dana yang terbatas, sementara untuk pengoperasian dan pemeliharaan vidoetron tidak sedikit terutama untuk listrik serta AC yang ada di balik layar videotron.
Menyinggung ketidakharmonisan antara dirinya dengan staf, ia membantah. Karena dalam sistem pemerintahan persoalan puas dan tidak puas hal wajar terlebih dalam konidsi keuangan yang terbatas. “Tidak saja Kominfo yang kesulitan saat ini semua SKPD, karenanya harus dipilah-pilah kegiatan yang dapat dilakukan. Jika memang belum, sekiranya perlu kebesaran hati memang kondisinya memang begitu disisi lain banyak hal yang harus dilakukan seperti mensosialisasikan Bahaya Hoax kepada masyarakat,” ungkapnya.
Terkait adanya pernyataan jajarannya, Erlyan Noor menandaskan hal biasa namun semua ada etika dalam pemerintahan. Ia bahkan menegaskan, tidak konflik internal. Diungkapkan pelaksanaan kegiatan di Kominfo Kutim berjalan normal sesuai aturan dan tupoksinya. “Semua dilakukan berjenjang sesuai atutan kepegawaian, jika ada masalah akan dibahas bersama baik dalam rapat maupun pertemuan biasa. Kalaupun ada hal lebih penting dan harus ada kebijakan kepala daerah, sebagai kadis saya akan melapor kepada bupati, wabup atau sekretaris baik pada coffe morning atau menghadap langsung,” bebernya.
Terkait videotron yang merupakan warisan dari Dinas Perhubungan ketika masih bersatu dengan Kominfo, diakuinya sudah masuk dalam perencanaan pengembangan namun banyak kendala termasuk dioperasikan siang hari, biaya pembuatan konten, serta waktu pengoperasian terbatas. “Semua harus dikaji bidang terkait, kemudian dibuat telaahan staf kalau perlu ada presentasinya sehingga memudahkan untuk memahami program yang diusulkan serta besaran anggarannya ke TAPD yang diketuai Sekda,” bebernya seraya menambahkan selama ini tidak pernah.
Ditanya adanya pernyataan stafnya di media massa, pria yang sudah puluhan tahun mengabdi sebagai PNS dan tahun ini pensiun, hanya tersenyum. “Apa yang terjadi itu hanya mis komunikasi saja, tidak masalah dan semua itu menjadi pembelajaran bagi semua pihak termasuk diri saya. Yang pasti, dalam organisasi apapun pasti ada masalah, hanya saja bagaimana masalah itu bisa dicarikan jalan keluarnya bukan dihindari. Semasa saya bertugas di Bapemas, ribuan masalah disana tapi semua diselesaikan dengan sistem dan etika yang berlaku dalam pemerintahan,” tandasnya.(SK2/SK3)