Beranda ekonomi Gunakan Biji Jarak, STIPER Berhasil Buat Penjernih Air Ramah Lingkungan

Gunakan Biji Jarak, STIPER Berhasil Buat Penjernih Air Ramah Lingkungan

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (4/9)
Biji buah kelor atau jarak (Jatropha curcas L), ternyata punya fungsi lain selain sebagai sumber energy. Dalam pengembangan keilmuan yang dilakukan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Sangatta, belum lama ini terbukti biji jarak bisa membaut air tanah menjadi air bersih.
Direktur Stiper Sangatta Profesor Juremi Sugeri didampingi Dani Afrianto – Dosen Program Studi Teknik Pertanian, belum lama ini menyebutkan mengatasi tingginya kadar keasaman air tanah yang banyak terdapat di Kutai Timur, biji jarak mempunyai peran penting untuk menjernihkan air.
Kajian itu, ujar Profesor Juremi dilakikan STIPER salama setahun di Sangkulirang. Kepada Suara Kutim.com diungkapkan penelitian yang dilakukan STIPER bersama Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Kutim rencananya digunakan di salah satu embung yang ada di Desa Benua Ulu Sangkulirang.
Dalam aplikasinya, ujar Dani, biji jarak yang telah disangrai ampuh sebagai pengikat kandungan besi yang terkandung di dalam air tanah. “Caranay mudah yakni cukup merendamkan biji kelor yang telah disangrai tersebut selama 15 menit di dalam wadah penampungan air, kemudian air yang ada dialirkan dengan terlebih dahulu disaring menggunakan arang tempurung kelapa sebagai karbon aktif dan pasir sebagai filternya. Hasilnya, air yang dikelola bisa langsung digunakan sebagai bahan baku air minum dan tinggal ditambahkan sedikit disinfektan sebagai pembunuh kuman,”bebernya.
Dani mengakui untuk pembangunan pengelolaan air bersih menggunakan biji buah kelor dibutuhkan Rp 150 juta untuk pembangunan menaranya, sementara peralatan penjernih memerlukan sekitar Rp 4 juta per unitnya dengan kapasitas pengolahan air mencapai 31 meter kubik air per harinya. “Dengan nilai pengeluaran yang ada masih dianggap murah dan ramah lingkungan karena menggunakan buah kelor yang alami sehingga tanpa menggunakan zat kimia, serta berjangka waktu panjang. Bahkan bisa diaplikasikan sebagai penjernih air berskala rumah tangga. Selain itu masyarakat juga bisa menanam pohon kelor di sekitar embung untuk mendapatkan biji buah kelor,” terangnya.
Diakui, aplikasi penjernih air ini selain dilakukan di embung Desa Benua Baru Ulu Sangkulirang, kedepan diaplikasikan di Teluk Pandan dan Kaubun, yang memang memiliki kualitas air bersih yang rendah. (SK3)