Beranda hukum HMI : Keputusan KPK Justru Menjaga Nama Kepolisian

HMI : Keputusan KPK Justru Menjaga Nama Kepolisian

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com
hmiKalangan generasi muda di Kutai Timur (Kutim) menilai adanya pelaporan berbagai pihak terhadap petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke Polri, tiada lain bagian dari skenario untuk melumpuhkan KPK sehingga aksi korupsi di bumi Indonesia, kembali merajalela.
Upaya pelemahan itu mulai terjadi saat ditundanya pemilihan satu komisioner KPK, selain itu adanya berbagai upaya menyeret petinggi KPK “berkasus”sehingga bisa ditetapkan sebagai tersangka yang akhirnya pemberhentian. “Semuanya jelas dan rakyat Indonesia tidak bodoh, semua paham apa yang terjadi,” ungkap Ketua HMI Nasruddin, Selasa (27/1) pagi.
Bersama Sekretaris HMI, Dedy mereka menyatakan salut dengan “kecepatan” Kabareskrim Polri yang dengan segera menuntaskan kasus BW – Wakil Ketua KPK hanya dalam hitungan hari. Hal serupa mereka harapan bisa dilakukan juga terhadap kasus-kasus lain yang malah sejak penetapan tersangka beberapa tahun lalu tidak jelas perkembangannya. “HMI Cabang Sangatta melihat yang terjadi saat Wakil Ketua KPK ditangkap tiada lain hanya ingin mempermalukan KPK, selain itu oknum di kepolisian benar-benar ingin balas dendam karena KPK telah mengendus kebobrokan BG yang diunggulkan sebagai Kapolri,” ujar Nasruddin.
Terhadap penetapan Komjen Pol BG sebagai tersangka oleh KPK, diakui Nasruddin tiada lain untuk menyelamatkan bangsa dan Polri sendiri. Ia menyebutkan, data yang dilansir sejumlah media akan kekayaan BG sangat fantastis apalagi ada “bukti kuat” ia menerima aliran dana dari sejumlah pejabat di bawahnya. “Bukankah seorang pegawai negeri termasuk polisi tidak boleh menerima janji atau pemberian, apa yang ada pada BG seharusnya Presiden Jokowi berterima kasih kepada KPK,” timpal Dedy
Keduanya menambahkan, jika “tradisi transfer” semakin marak dalam tubuh kepolisian, maka yang terkena imbas nantinya warga masyarakat yang sedang bermasalah. “HMI yakin masih ada anggota Polri yang baik, namun jika kondisinya demikian bisa-bisa yang baik juga ikut terseret pusaran korupsi karena jika tidak akan terdepak,” ungkap mereka.(SK-05)