Beranda foto Kenakalan Remaja Marak, Ortu Tak Percaya Anaknya Bermasalah

Kenakalan Remaja Marak, Ortu Tak Percaya Anaknya Bermasalah

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (16/2)
Kenakalan remaja di Kutim terutama di Sangatta yang sudah masuk zona “bahaya” tidak terlepas lemahnya peran orang tua dalam pembinaan. Sejumlah guru dan kepala sekolah, mengakui mereka kerap berbenturan dengan sikap orang tua yang tidak menerima anaknya dikatakan “nakal” sehingga perlu perhatian serius.
Sejumlah guru kepada Suara Kutim.com mengaku mereka selama ini serba salah untuk melakukan tindakan tegas kepada murid bermasalah. “Pernah ditegur dan dinasihati agar tidak mengulangi perbuatannya, eh malah kami guru – guru ini yang dilabrak bahkan ditantang,” ungkap seorang guru wanita pada sebuah sekolah tingkat SMP di Sangatta Selatan.
Dengan kondisi yang memprihatikan itu, tidak sedikit orang tua murid dipanggil untuk diberitahu keadaan anaknya. Dalam pembicaraan yang serius, banyak orang tua yang memahami dan berjanji akan mengawasi anaknya namun ada orang tua yang tidak terima bahkan sekolah disalahkan. “Jika kondisinya sudah parah dan berat untuk dilakukan pembinaan, mau tidak mau sekolah sepakat menyerahkan sang anak ke orang tuanya. Jika mereka mau pindah, kami akan buatkan surat-suratnya kemana mau sekolah yang dianggap baik atau lebih baik dari sekolah kami,” ujar seorang kepala sekolah.
Keterangan yang didapat Suara Kutim.com di Sangatta ada tiga sekolah setingkat SLTP yang banyak siswanya bermasalah, sedangkan SLTA hanya 1. Seorang kepala sekolah SLTP mengakui dari 500 an siswanya tercatat 106 oran bermasalah dan 3 orang kini hamil. “Mereka ada yang terlibat pencurian barang sekolah bahkan uang milik guru, selain itu yang terlibat hubungan seks lebih 10 orang namun yang akhirnya hamil ada tiga orang. Kondisi ini sangat memprihatinkan, kami para guru sangat lelah bahkan ingin sekali merukyat mereka biar kembali menjadi anak yang baik dan kelak bisa menjadi anak berguna bagi bangsa ini,” kata sang kepala sekolah sambil menyeka air matanya karena sedih dengan keadaan siswanya.(SK-03/SK-07/SK-011)