Beranda foto Ngomix, 2 Pelajar SD Sakit Jiwa

Ngomix, 2 Pelajar SD Sakit Jiwa

0
KOMIX : Puluhan bungkus obat batuk cair yang mengandung dextro sebuah kandungan yang bisa merusak syaraf manusia. Bungkusan obat batuk cair ini, ditemukan kalangan wartawan ketika bertandang ke Bandaraa di Desa Miau Kec Kongbeng

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (27/2)
Pemkab dan Polres Kutim, beberapa hari lalu terpaksa mengirim 2 orang pelajar SD yang sudah terganggu syarafnya akibta keseringan ngomix yang dicampur dengan minuman suplemen. Kedua remaja yang dikabarkan mengalami gangguan jiwa itu, dikirim ke RS Jiwa Samarinda untuk mendapatkan perawatan agar bisa sembuh.
Wabup Ardiasnyah Sulaiman yang juga Ketua BNK Kutim, menyebutkan pengiriman kedua remaja dilakukan karena keluarga khawatir sementara tidak punya pengalaman untuk menangani orang ketergangtungan obat. “Kedua anak dirujuk ke RS Jiwa di Samarinda, karena over dosis akibat ngomix yakni obat batuk cair yang dioplos dengan bermacam-macam minuman atau obat lainnya. Sekarang keduanya megalami gangguan jiwa sehingga perlu direhabilitasi dalam jangka waktu lama, karena sudah tidak normal,” katanya.
Kondisi penyalahgunaan obat terlarang termasuk turunannya itu, kata Ardiansyah harus diwaspadai semua pihak terutama orang tua. Kepada sejumlah kepala sekolah, ia meminta lebih aktif melakukan pengawasan prilaku anak didiknya terutama selama di sekolah.
Kasus dua remaja yang diharapkan menjadi generasi pelaku pembangunan di Kutim, membuat Ardiansyah miris. Kepada kaum pendidik yang menghadiri pemusnahan obat terlarang di Kejaksaan Negeri Sangatta, Jum’at (27/2) mengharapkan jika melihat pengguna narkoba segera dilaporkan dan dibawa ke panti rehabilitasi di Samarinda.
Diungkapkan, di Kutim ada Intitusi Penerima Wajib Lapor (IPWL) Korban Narkoba seperti Puskesmas Sangatta, Wahau dan Kombeng. “Kalau dilapor, tidak dihukum tapi direhabilitasi dengan biaya gratis. Pemkab berupaya untuk menyelamatkan anak bangsa yang terlanjur menyimpang akibat pengaruh Narkoba, sekarang ini serang Narkoba sudah sampai desa-desa bahkan di bawah kebun sawit,” sebut Ardiasnyah Sulaiman seraya mengungkapkan bagaimana kondisi penyalahgunaan obat terlarang di Kutim dalam beberapa tahun terakhir.(SK-02/SK-03)