Beranda hukum Orang Utan Malang Itu Diduga Dibunuh, Ditemukan Banyak Luka Mengenaskan

Orang Utan Malang Itu Diduga Dibunuh, Ditemukan Banyak Luka Mengenaskan

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (4/5)
Centre for Orangutan Protection (COP) bersama Polres Kutim, Taman Nasional Kutai (TNK) serta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kaltim, mengesimpulkan orang utan yang ditemukan mengapung di Sungai Sangatta, Minggu (1/5) lalu, mati akibat penganiayaan.
Kesimpulan itu berdasarkan otopsi terhadap bankai hewan langka dan dilindungi yang dilakukan Senin (2/5). Dalam rilisnya, COP menyebutkan tim gabungan ini menemukan puluhan luka lebam dan luka terbuka.
Ade Fitria Alfiani – dokter hewan dari COP dalam pemeriksaan diketahui hewan naas telah berusia 25 tahun dengan jenis kelamin jantan. “Waktu kematian orang utan tersebut diperkirakan antara lima hari hingga tujuh hari, ini berdasarkan analisis waktu hewan langka itu mengapung dan perkembangan larva. Selain itu, ditemukan adanya luka lebam dan luka terbuka hingga sayatan,” beber Ade Fitria.
Lebih jauh, Ade Fitria menyebutkan luka lebam ditemukan pada bagian cheekpad, punggung bagian kiri, betis, bahu dan dada bagian depan. Sementara luka terbuka ditemukan bagian lengan tangan, bagian atas, punggung tangan kiri, telapak kaki kiri dan bagian ibu jari, selain itu ada luka sayatan pada bagian betis kanan, dada samping kiri dan lengan kiri sepanjang 15 cm dengan kedalaman dalam 1 cm. “Adapula luka bakar pada lengan kanan bagian bawah dengan panjang 20 cm dan lebar 5 cm,” terangnya.
Berdasarkan kondisi luka, tim menduga orang utan tewas dibantai pasalnya dalam paru-paru tidak ditemukan endaman lumpur, pasir atau kerikil seperti orang tenggelam. Menyinggung pengusutan lebih atau penyelidikan, Ade menyebutkan COP dan tim gabungan sepakat menyerahkan ke Polres Kutim.
Seperti diwartakan, warga Sangatta, Minggu (1/5) dikagetkan dengan penemuan bangkai urang utan mengapung di Sungai Sangatta. Beruntungnya, bangkai hewan langka ini tidak sempat dimangsa buaya. Untuk penyelidikan peyebab kematian binatang dilindungi ini, Polres Kutim dibantu COP dan Balai TNK melakukan otopsi.(SK3)