![]() |
Sri Edi Swasono |
SANGATTA,Suara Kutim.com
Tugas pemimpin baik nasional, provinsi dan daerah adalah medisain masa depan kemudian menyusun perencanaan pembangunan nasionalnya menuju kejayaan dan kedigdayaan nasional. Kenapa sekarang ini dianggap Indonesia krisis kepemimpinan, menurut Prof Dr Sri Edi Swasono, ada benarnya.
Kepada Suara Kutim.com seusai menjadi pembicara pada Seminar Nasional “Peran Bupati / Walikota dalam kepemimpinan nasional berdasarkan Pancasila” yang diselenggarakan Pusat Studi Pancasila UGM Yogyakarta, Kamis (8/5) diikuti sejumlah gubernur, bupati dan walikota serta mahasiswa diantara Bupati Kutim yang diwakili Asisten Tata Praja Syafruddin MAP serta Kepala Badan Kesbangpol Abdul Kadir, menegaskan semua elemen terutama civitas universitas harus menolong sang pemimpin agar negara tidak ambruk.
Sri Edi Swasono yang kini Guru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia ini, menyebutkan dari segi krisis kepemimpinan sudah jelas pemimpin belum terlihat melaksanakan cita-cita nasional yang telah menjadi komitmen awal seketika sang pemimpin bersumpah sanggup melaksanakan tugas sebagai pemimpin terutama memegang teguh UUD dan menjalankan segala UU dan peraturannya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada nusa dan bangsa.
Menurut Sri Edi Swasono dalam paparannya berjudul “Tahta Untuk Rakyat, Krisis Kepemimpinan Rezim Merampok Negara” disebutkan masyarakat makin solid dimana krisis kepemimpinan diawali dari sang pemimpin tidak tegas, tidak decisive yang akibatnya menurunkan kredibilitas, trust, wibawa dan kepatuhan dari segala penjuru.
Dengan gayanya yang khas, Edi menyebutkan banyak pemimpin mengabaikan tujuan utama ketika berkampanye bahkan saat mengangkat sumpah. “Berbeda dengan sejumlah negara, pemimpinnya mengundurkan diri karena tidak mampu menepati janji serta melaksanakan janji saat kampanye,” ungkapnya dalam seminar juga menampilkan Drs Cornelis MH (Gubernur Kalbar), Prof Dr Miftah Toha MPA dan Prof Dr Tadjudin Noer Effendi.(SK-04)