Beranda ekonomi Reses, Siang Giah Ditagih Pemangku Adat Soal Honor

Reses, Siang Giah Ditagih Pemangku Adat Soal Honor

0

Loading

MASALAH honor pemangku adat menjadi topik pembicaraan antara Siang Geah – anggota DPRD Kutim dengan masyarakat di pedalaman Kutim. Sepulang reses, Siang Geah yang merupakan politikus PDI Perjuangan menyebutkan pemangku adat Dayak di Kecamatan Busan, Muara Ancalong, Muara Wahau, Kongbeng, Long Mesangat, Batu Ampar minta Pemkab Kutai Timur menaikkan honor dalam rangka kelancaran operasional pelaksanaan tugas dan tanggung jawab.

Siang Geah mewakli pengelola Hutan Adat Wehea saat menerima penghargaan Wana Lestari 2016, S di Kantor Kementrian LH dan Kehutanan.

“Saat reses beberapa waktu lalu, aspirasi yang dari pemangku adat yakni minta honor mereka untuk naikkan, sama dengan naiknya honor RT,” terangnya.
Ia menambahkan, selama ini honor yang diterima pemangku adat sebesar Rp 500 ribu perbulan, karena peran dan tugas yang tidak tergolong ringan untuk menjaga budaya dai luhung, para pemangku adat yang rata-rata sudah usia tua berharap adanya kesamaan dengan Ketua RT yang tahun ini menadapat honor Rp1 juta perbulan.
“Kalau berbicara masalah tugas dan tanggungjawab, pemangku adat lebih besar. Mereka yang mengurusi segalanya yang menyangkut acara adat, ritual, pernikahan hingga menangani masalah penananan konflik didesa maupun dikecamatan. Honor mereka sudah saatnya dinaikkan, dan juga dalam rangka kelancaran operasional pelaksanaan tugas dan tanggung jawab,” aku Siang Geah.
Penari Hudoq yang pernah disejumlah negara ini, berharap pemkab juga memperhatikan kesejahteraan para pemangku ada yang berada di Kutim. Apalagi saat ini kondisi ekonomi juga meningkat dan sudah saatnya honor pemangku ada di tingkatkan. “Saya berkomitmen untuk perjuangkan ini karena ini merupakan aspirasi dari bawah. Setiap saya melakukan reses ini soal honor adat sering disuarakan. Semoga saja tahun depan ini bisa menjadi perhatian serius pemkab Kutim,” akunya.(ADV-94/DPRD KUTIM)