Beranda ekonomi Suyono : KTI Lakukan Pembenahan Internal Dulu Baru Usaha

Suyono : KTI Lakukan Pembenahan Internal Dulu Baru Usaha

0
Pengembangbiakan sapi salah satu usaha yang diusahakan PT KTI, namun hingga kini tidak ada kejelasan nasibnya.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (5/6)
Direktur Utama PT Kutai Timur Investama (KTI) Suyono mengakui sisa hasil usaha (SHU) Kutai Timur Investama (KTI) selama ini belum ada. Namun ke depan ia yakin PT KTI, bisa sukses jika pemerintah memberikan dukungan modal kerja. “Selama setahun ini saya memimpin KTI, yang saya lakukan bersama dengan direktur lainnya serta staf adalah membenahi adminitrasi. Kami berharap, tahun ini mulai kerja, ke depan bisa menghasilkan keuntungan sebagaimana harapan pemerintah sebagai pemegang saham,” kata mantan pegawai BRI Cabang Sangatta ini.
Suyono menambahkan, ia keluar dari BRI untuk berkarya di PT KTI karena dirinya yakin prospek usaha di Kutim bagus. Namun, kalau tidak didukung dengan modal tidak akan berhasil. “Selama ini KTI memang hanya diam, anak usahanya seperti KTE yang jalan. Karena itu, asetnya pun, asset anak perusahan. Jadi KTI kaya, tapi riilnya tidak ada,” katanya.
Karena KTI ingin jalan, Suyono meminta modal kerja pada pemilik saham dalam jumlah banyak karena sudah punya mitra usaha potensial. “Kalau tidak ada dana, sulit juga untuk kerja,” katanya.
Salah satu usaha yang akan dikembangkan a pengelolaan lahan di Maloy bekerjasama dengan Perusda Kaltim. Selain itu, kerja sama pembuatan jalur rel kereta api dari Wahau ke Lubuk Tutung, Bengalon serta kerja sama dengan perusahan sawit. “Kalau semua ini bisa dikelola dengan baik, tentu dengan adanya modal, pasti jelas hasilnya. Bahkankami ingin membangun pabrik minyak goreng, kalau memang ada modal, tapi ini modal besar,” bebernya.
Sayangnya ketika ditanya Suara Kutim.com modal yang dibutuhkan, ia tidak mau sebutkan. “Kalau sudah dikasi, baru bisa disebut yang jelas kami siap transparan mengelola perusahan ini, kalau memang ada modalnya,” janjinya.
Salah satu pekerjaan pertama yang akan dilakukannya, memisahkan aset –asset yang besar namun tidak jelas. “Saya senang setelah dilakukan liquidasi, agar tidak menjadi beban neraca KTI. Setelah masalah internal atau adminitrasi ini selesai, maka tugas kami menjalankan perusahan sudah bisa enak,” bebernya.(SK-02/SK-08)