Beranda ekonomi Tarif Air Capai FCR, PDAM Kutim Tidak Minta Disubsidi Lagi

Tarif Air Capai FCR, PDAM Kutim Tidak Minta Disubsidi Lagi

0

Loading

SANGATTA (9/12-2018)
Setelah menaikan tarif air beberapa kali, Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Tuah Benua Kutim mencapai Full Cost Recovery (FCR), sejak awal tahun ini. Karena itu, pada tahun 2018, PDAM juga tidak meminta subsidi lagi dari pemerintah, karena sudah mampu mandiri dengan pendapatan sekitar Rp70 miliar pertahun.
Plt Dirut PDAM Kutim, Suparjan menerangkan dengan tarif FCR, tidak ada subsidi berbeda sebelumnya tarif mencapai FCR, pemerintah wajib berikan subsidi.
Diakui, dengan kemandirian PDAM saat ini, agar PDAM tetap eksis adalah melakukan penghematan, terutama meminimal kebocoran. Untuk kebocoran standar pada umumnya PDAM, itu di angka 20 persen. “Sementara PDAM Kutim saat ini masih sekitar 22-23 persen. Karena itu, PDAM Kutim terus melakukan pembenahan untuk menekan kebocoran sekecil mungkin. “Tapi tak mungkin bisa turun hingga nol ,” katanya.
Dengan pendapatan yang lumayan besar, Suparjan optimis PDAM eksis dalam membayar semua kewajiban pada pegawai yang berjumlah sekitar 200 orang pegawai tetap serta 60 honorer atau tenaga kerja kontrak.
Ia menyebutkna, PDAM Kutim saat ini mampu memenuhi kebutuhan operasional termasuk untuk pengadaan bahan kimia dan untuk pengadaan bahan bakar minyak (BBM) termasuk perbaikan, pemeliharaan fasilitas PDAM agar tetap berjalan normal. “Semua sudah bisa dipenuhi dari pendapatan sendiri,” katanya.
Dengan kapasitas PDAM di Kota Sangatta yang saat ini mencapai 390 liter per detik, diungkapkan, PDAM bisa melakukan pengembangan lebih besar lagi, dengan melayani pelanggan baru hingga target capaian 90 persen dari penduduk Sangatta saat ini yang berjumlah 150 ribu orang.
“Dari Sangatta saat ini PDAM melayani 15.300 sambungan PDAM, maka nantinya, dengan kapasitas produksi sekitar 390 liter per detik, kami akan tingkatkan hingga 20.000 sambungan . Bahkan bisa lebih dari itu, tergantung permintaan. Sebab target capaian layanan PDAM untuk kota Sangatta itu 90 persen, sementara untuk pedesaan, itu sekitar 60 persen penduduk, “ bebernya.(SK2)