SANGATTA (25/9-2017)
Kepada Suara Kutim.com, Senin (25/9) ia menyebutkan terjadinya defist anggaran tiada lain karena dampak ekonomi nasional yang mengalami penurunan sementara APBD Kutim, bertumpu dari bagi hasil atau dana perimbangan. “Kami berharap masyarakat bisa memaklumi keadaan ini, karenanya segala upaya diperjuangkan agar pendapatan bisa menopang kebutuhan APBD,” ujar Kasmidi.
Disebutkan, meski APBD Kutim mengalami penurunan dari target, namun pembangunan yang menyentuh rakyat langsung tetap dipertahankan seperti penyempurnaan lingkungan, pengadaan sarana kesehatan serta peningkatan kualitas pendidikan.
Terjadinya defisit dalam dua tahun terakhir, diakui Kasmidi menjadi perhatian ia dan Bupati Ismu, sehingga upaya meningkatkan PAD diupayakan maksimal. Mantan anggota DPRD Kutim ini menaruh harapan, dewan bisa mendukung upaya percepatan peningkatan PAD. “Kami berdua (Bupati Ismunandar,red) terus berjuang untuk memberikan karya terbaik kepada Kutim, ditengah-tengah minimnya anggaran karenanya kami berharap pengertian masyarakat serta memilah kabar yang berkembang terkait pelaksanaan pemerintahan serta pembangunan Kutim,” imbuhnya.
Terkait defisit APBD Tahun 2017, ia mengungkapkan hanya Rp58 M meski dana dari pusat yang dikurangi mencapi Rp250 M namun bisa ditutupi dengan PAD. Ditegaskan Kasmidi, pemkab memangkas kegiatan yang tidak urgen seperti perjalanan dinas termasuk belanja dan kegiatan yang tidak penting. “Gaji TK2D tetap diperhatikan, namun pemkab mengutamakan kepentingan orang banyak,” beber Kasmidi seraya berharap masyarakat memberikan dukungan terhadap kebijakan pemkab.(SK2/SK3)
