Beranda kutim Waw….! Ratusan KK Belum Punya WC

Waw….! Ratusan KK Belum Punya WC

0

Loading

Salah satu sudit Desa Sangkima Sangatta Selatan
SANGATTA,Swara Kaltim
Di Kutai Timur sekarang ini ada 841 Kepala Keluarga (KK) yang belum memiliki jamban atau WC. Dari data sementara yang dihimpun Dinas Kesehatan,  Desa Sangkima  Kecamatan Sangatta Selatan menempati posisi teratas yang tidak memiliki WC  sebanyak  181 KK. Menyusul Teluk Pandan  tepatnya di Desa Suka Damai (131) serta  Muara Bengkal sebanyak 90 KK.
Menurut Kepala Dinas Kesehatan Kutim Aisyah didampingi  Kabid Pemberantasan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Muhammad Yusuf, data yang dihimpun  dari 21 puskesmas sedangkan 14 desa datanya valid. Sedangkan untuk Sangatta Utara, Sepaso, Sangkulirang, Sandaran, Muara Wahau 2 dan Busang masih dalam tahap penghimpunan.
Dijelaskan, KK  di  21 desa yang tidak memiliki WC  nantinya akan dibuatkan  WC  dari pemerintah. “ Kedepan apabila berhasil akan dijadikan lokasi percontohan untuk semua desa yang belum memiliki WC,” beber Aisyah.
Dikatakan, membuang air besar di sembarang tempat baik di sungai, kebun, sawah, kolam dan tempat-tempat terbuka lainnya tentu tidak sehat. Karena kotoran merupakan media tempat hidupnya dan berkembangnya bakteri yang berpotensi menyebabkan terjadinya penyakit.
Disebutkan,  masih ratusan KK yang tidak memiliki WC seperti di Sangatta Utara dan Sangatta Selatan  terutama yang tinggal disepanjang aliran Sungai Sangatta masih banyak jamban yang sering digunakan warga untuk membuang kotoran.  Demikian, warga yang tinggal di daerah yang jauh dari sungai juga belum  memiliki sanitasi yang baik.

Menyinggung alasan masyarakat tidak membangun WC, Aisyah mengaku jawabannya beragam namun sebagian banyak membangun WC   mahal dan lebih enak BAB di sungai. Padahal jika dilihat dari segi kesehatan, urai Aisyah, kebiasaan BAB sembarangan berdampak buruh terhadap kesehatan masyarakat.  “Tinja atau kotoran manusia merupakan media tempat berkembang dan berinduknya bibit penyakit menular, apabila tinja tersebut dibuang di sembarang tempat maka bibit penyakit tersebut akan menyebar luas ke lingkungan dan akhirnya akan masuk dalam tubuh manusia sehingga berisiko menimbulakan penyakit pada seseorang dan bahkan menjadi wabah penyakit pada masyarakat yang lebih luas,” jelasnya.(SK-02)
Artikulli paraprakPanwaslu Dalami Temuan Kasus di Pilpres
Artikulli tjetërPemkab Salurkan Rp7 M Untuk Operasional Rumah Ibadah