Beranda hukum Zakaria Sempat Tenggelam Di Bawah Ponton, Bersama Marten Mengarungi Selat Makassar

Zakaria Sempat Tenggelam Di Bawah Ponton, Bersama Marten Mengarungi Selat Makassar

0
Zakaria (57) saat dibesuk Kapolres Kutim AKBP teddy Ristiawan saat berada di UGD RSU Kudungga Sangatta, Ahad (18/2) kemarin.

Loading

SANGATTA (19/2-2018)
Zakaria (56) salah satu korban tabrakan kapal Tawarani Baru Sangatta dengan ponton di Tanjung Mangkaliat Sandaran, mengakui setelah kapal tertabrak sempat tenggelam di bawah ponton yang ditarik Tug Boat (TB) Biak VI, kemudian mengapung lagi.
Namun ketika tali jangkar dilepas dan berjarak 600 meter dari lokasi, kapal akhirnya tenggelam sementara isinya sudah keluar semua termasuk boks ikan dan papan. “Saat itu saya berdekatan dengan Pak Marten dan sama-sama menemukan papan lantai atas kapal sehingga kamin terus bersama berpegangan,” terang Zakaria ketika dijumpai Suara Kutim.com di UGD RSU Kudungga Sangatta, Ahad (18/2) kemarin.
Zakaria sebagai nakhoda kapal, bercerita ia sempat berusaha melepaskan Kapal Tawarani Baru berbenturan dengan ponton, dengan memajukan kapal namun sia-sia karena benturan keburu terjadi dan kapal berwarna putih terus terdorong ke kanan hingga terbalik menumpahkan semua isinya termasuk 7 penumpang. “Waktu itu, Pak Suwardi da Pak Seno sudah berada di bagian belakang, sedangkan Pak Sukri didepan sementara Pak Marten dan Pak Razak dan Rustam masih di dalam kapal,” beber Zakaria.
Meski tampak masih trauma,warga Gang Barito Sangatta Utara ini kepada Kapolres Kutim AKBP Teddy Ristiawan sempat menceritkan keadaannya ketika tenggelam berada di bawah ponton “Syukur saja, saat kepermukaan posisi ponton sudah lewat sehingga kepala tidak berbenturan. Karena keadaan gelap, kami hanya salig teriak saja dan Pak Marten saat itu berdekatan dengan saya sehingga kami bersama-sama berpegangang di papan lantai atas kapal,” beber Zakaria.
Terhadap rekan-rekannya, Zakaria mengaku sudah tidak mendengar lagi suara mereka karena arus deras dan gelap. Ia berharap, Suwardi, Seno, Rustam dan Razak waktu malam kejadian juga mendapat papan atau boks ikan yang mengapung sehingga bisa menyelamatkan diri. “Saya dan pak Marten yang selalu memakai pelampung hanya berdiam diri karena tidak tahu arus kemana. Kami benar-benar pasrah, berdoa kepada Allah SWT mohon diselamatkan ternyata kami terbawa arus hingga Toli-Toli hingga ditemukan TB Sophia V, Kamis petang,” beber pria yang selalu teringat dengan cucunya.(SK12)