Beranda foto Belum Ada Bupati Kutim Yang Tuntas 5 Tahun Bekerja

Belum Ada Bupati Kutim Yang Tuntas 5 Tahun Bekerja

0
DILANTIK : Isran Noor saat mendapat ucapan selamat dari Gubernur Awang Faroek Ishak (AFI) setelah dilantik menjadi Bupati Kutim pada pukul 10.34 Wita, Selasa (4/2) Tahun 2009 lalu.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (27/2)
Entah apa yang menyebabkan Kutim kerap ditinggalkan pemimpinnya, pasalnya dalam kurun waktu 16 tahun kabupaten ini tidak pernah seorang bupati melaksanakan tugas secara tuntas. Isran Noor, yang masih 1 tahun masa baktinya ternyata juga meninggalkan jabatan dengan alasan akan berkiprah di dunia pendidikan sebagai dosen.
Ketua DPRD Kutim Mahyunadi, menyebutkan periode tahun 2001-2006 kali pertama kepala daerah Kutim ada wakil yakni Awang Faroek Ishak- Mahyudin. Namun, belum sempat berjalan lima tahun Awang Faroek ikut berlaga di pemilihan Gubernur Kaltim, sehingga ia kehilangan jabatan bupati pada tahun 2003.
Jabatan bupati dilanjutkan Mahyudin dengan beban yang terbilang berat, dimana ada utang pada BPD sebesar Rp270 M kemudian “kebocoran” luar biasa besarnya. Tak pelak, Mahyudin mengaku bekerja di atas beban yang berat dan menyesakan dada.
Pada pemilihan langsung pertama untuk masa bakti tahun 2006-2011, Awang Faroek Ishak yang berpasangan Isran Noor (AFI) unggul dari pasangan Mahyudin dan Ardiansyah Sulaiman (Mayas). AFI kembali dipercaya rakyat Kutim menjadi pemimpin mereka, namun AFI kembali menuntaskan tugasnya karena terpilih sebagai Gubernur Kaltim untuk kali pertama pada tahun 2008.
Pada Selasa (4/2) tahun 2009 pukul 10.34, Isran secara resmi diangkat Gubernur AFI sebagai Bupati Kutim untuk masa jabatan yang tersisa. Beberapa bulan kemudian, jabatan wakil dipercayakan kepada Ardiansyah Sulaiman yang masih tercatat sebagai pimpinan DPRD Kutim.
Pasangan Isran dan Ardiansyah Sulaiman kembali bertahan di Pilkada 2010, keduanya memenangkan pertarungan sehingga diangkat sebagai bupati dan wakil bupati untuk masa bakti tahun 2011-2016. “Kini setahun lagi berakhir, Isran Noor telah menyampaikan pengunduran dirinya. Ini telah menjadi sejarah bagi Kutim karena tidak ada bupatinya yang melanjutkan masa kepemimpinannya hingga tuntas. Ini kenyataan, tapi tidak mungkin kita bisa tolak kalau bupati mundur,” kata Mahyunadi kepada wartawan yang menyambanginya seusai menggelar rapat terbatas di ruang kerjanya.(SK-02/SK-03)