Beranda kutim Anak Suku Basab, Sekolah di BPU

Anak Suku Basab, Sekolah di BPU

0

Loading

Anak Suku Basab (Foto Ist)
SANGATTA,Suara Kutim.com
    Meski Dinas pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kutai  Timur (Kutim)  dalam beberapa tahun terakhir mendapat alokasi dana pendidikan lebih Rp320 M atau 20 persen dari APBD, ternyata   masih banyak  siswa yang belajar harus menggunakan sarana sekolah apa  adanya termasuk bangunan tua dan tak layak.
Ini dirasakan puluhan siswa sebuah SD  di Kaliorang yang sebagian besar  warga Dayak Basab.  Puluhan anak itu,   hanya sekolah di sebuah aula pertemuan  bantuan perusahan. BPU  yang sebenarnya untuk lokasi pertemuan masyarakat itu, sudah lama disulap  menjadi tempat belajar.
BPU  yang berada di bukit, dianggap tidak layak untuk kegiatan mengajar dan belajar. Pasalnya, bagunan amat sederhana itu beratapkan sederhana dengan lantai kayu, demikian dengan  dinding setinggi satu meter.  Karim, salah  seorang pegawai kecamatan Kaliorang  mengatakan,  anak-anak Suku Basab terpaksa belajar di BPU karena tidak ada ruang kelas yang layak  “Mereka bersekolah di SD   filial atau cabang, tapi banyak anak-anak yang ikut sekolah,” kata Karim.
Camat Kaliorang  Hanasiah   membenarkan  sekolah tempat anak-anak Dayak Basab merupakan SD filial. “Status SD itu filial, karena mereka perlu untuk mendapatkn pendidikan meski demikian  saya tidak tahu berapa jumlah siswanya,” aku Hanasiah.
Sejak kapan SD Filial di tepi ruas Jalan Sangatta – Sangkulirang ini beroperasi, ia mengakui sudah lama. Namun disebutkan,  usulan membangun Ruang Kelas Baru (RKB) sudah dilaksanakan,  hanya belum selesai.
Hanasiah mengakui pembangunan di Kaliorang banyak tertinggal, terutama untuk sektor pendidikan dan kesehatan. Ia mengaku iri dengan kondisi sekolah di perkotaan yang dilihatnya lebih baik dan megah.  “Kalau di  Sangatta, bangunan  sekolahnya besar-besar, bahkan  pagar dibuat bagus-bagus sementar di Kaliorang banyak sekolah yang masih tidak layak,” katanya.
Selain sekolah yang dianggapnya “kalah” pembangunan lainnya  juga  sama diantaranya penyediaan air bersih,  kalaupun ada hanya  swadaya masyarakat dengan cara  gotong royong untuk membeli pipa lalu mengalirkan air dari sumber air di Gunung Sekerat ke rumah.(SK-02)