Beranda hukum Bayi Tertukar, RSU Kudungga Dilaporkan ke Polisi

Bayi Tertukar, RSU Kudungga Dilaporkan ke Polisi

0

Loading

SANGATTA (22/9-2017)
Gara-gara teledor, sejumlah petugas RSU Kudungga dilaporkan Abd Rahman (34) ke Polres Kutim. Pasalnya, anaknya sempat tertukar di RSU Kudungga. Abd Rahman yang tercatat warga Desa Susuk Luar Sandaran, menerangkan bayinya yang lahir melalui operasi cesar.
Pada saat bersamaan, juga lahir seorang bayi asal Muara Wahau dengan cara cesar. Namun, putra Abdul Rahman, lahir prematur sedangkan bayi dari warga Muara Wahau, lahir dengan waktu cukup atau normal namun sama-sama melalui operasi cesar. “Waktunya bersamaan, cuman anak saya lahir prematur sementara yang dari Muara Wahau, normal tapi sama melalui operasi cesar,” cerita Abdul Rahman seraya menambahkan anaknya lahir dengan berat 1,5 Kg.
Diceritakan Rahman, kasus tertukar anaknya itu ketika sedang disusui ibunya, namun didatangi seorang perawat dengan alasan ingin dihangati. Belakangan, ia dipanggil dan diberitahu jika anaknya tertukar. “Perawat itu memang minta maaf, tapi masalah itu jangan dianggap sepele karena menyangkut darah daging atau keturunan orang,” tandas Rahman.
Ditanya apakah saat mengambil dari ruang perawatan ia mengambil sendiri, Rahman membantah karena bayinya ia ambil untuk disusui diserahkan perawat. Saat membawa sang buah hatinya, Rahman sempat senang pasalnya anaknya sudah tampak normal layak bayi lainnya.
“Saat itu senang, dalam waktu singkat anak saya normal, namun tak lama, saya diberi tahu kalau tertukar. Setelah saya tahu ketukar, saya tidak terima, karena seandainya tidak kembali tentu bagaimana jadinya kalau bayi sudah besar, padangan orang seperti apa. Orang bahkan saya akan curiga istri saya berbuat serong, kalau anak saya tidak mirip dengan saya. Tentu akan jadi masalah dalam rumah tangga, padahal, kelainan itu karena ketukar saat lahir,” ungkapnya.
Melihat adanya keteledoran, Rahman melapor ke Polres Kutim dengan tujuan perawat dan jajaran RSU Kudungga lebih profesional serta mengedepankan kehatian-kehatian. “Saya berharap tidak terjadi lagi, jadi harus pelayanan di RSUD ini, diperbaiki. Alasan perawat yang menjemput bayi saya saat disusui ibunya bahwa sang bayi akan dipanasi ternyata alasan untuk berbohong untuk menutupi kesalahannya meski belakangan secara terbuka mengaku jika bayi yang diserahkan tertukar,” bebernya.(SK2/SK12)