Beranda hukum Camat Tidak Hadir, Bupati Tunda Rapat Khusus Pencegahan HIV/AIDS

Camat Tidak Hadir, Bupati Tunda Rapat Khusus Pencegahan HIV/AIDS

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (13/11)
Meningkatnya pengidap HIV/AIDS di Kutai Timur (Kutim) khususnya di Sangatta Utara dan Muara Wahau ternyata masih pandang enteng bagi sebagian pemangku kebijakan. Karena pentingnya masalah penanggulang HIV / AIDS, Bupati Ardiansyah Sulaiman langsung menunda rapat pagi tadi karena ketidakhadiran Camat Sanggata Utara dan Muara Wahau. “Karena Camat Muara Wahau dan Sangatta Utara tidak hadir, sementara masalah HIV / AIDS di Kutim rawan di kedua kecamatan sebaiknya rapat ini ditunda Senin pekan,” kata bupati seraya menutup rapat yang hadiri sejumlah SKPD teknis serta berbagai pihak.
Ditemui usai keluar dari ruang rapat, Ardiansyah mengatakan ketidak hadiran kedua camat berdampak terhadap kebijakan yang akan diambil. “Kasus HIV / AIDS ditemukan cukup tinggi di Muara Wahau dan Sangatta Utara selama tahun 2015 yakni 19 kasus baru HIV/AIDS di Muara Wahau dan 12 kasus baru di Sangatta Utara,” ujar Ardiansyah.
Bupati secara khusus mengaku masalah HIV/AIDS menjadi perhatiannya termasuk kepala daerah lain bahkan kepala negara, ia menandaskan dalam rapat khusus tadi pagi selain meminta camat hadir juga Dinas Kesehatan dan Puskesmas, termasuk tenaga viciti yang telah dilatih. “Masalah HIV/AIDS ini tidak boleh dianggap enteng karena mengancam masa depan anak bangsa,” ujar Ardiansyah.
Ia menandaskan, penyebaran HIV/AIDS di Kutim kini sudah memprihatinkan karenanya pemkab punya kepedulian untuk menangulangi. Sebagai Ketua KPAI Kutim, Ardiansyah mengharapkan jangan sampai penyakit yang belum ada obatnya ini menyebar di masyarakat yang tidak pernah bersentuhan dengan AIDS seperti ibu rumah tangga atau balita dan anak-anak yang kemudian terjangkit dan mengidap AIDS dari suami atau ayah mereka yang “jajan” bebas. “Harus ada tindakan konkrit yang diambil Pemkab Kutim untuk menekan angka penyebaran HIV/AIDS dan tidak hanya sekedar rencana-rencana dan mengeluh karena keterbatasan anggaran, semua harus terlibat termasuk camat yang wilayahnya berkembang penyakit mematikan ini,” beber Ardiansyah Sulaiman.(SK-02/SK-03/SK-13)