Beranda kutim Kutim Pamerkan Pisang Kepok dan Jeruk BP di JEC

Kutim Pamerkan Pisang Kepok dan Jeruk BP di JEC

0

Loading

Pengunjung Mengamati Sajian Pemkab Kutim di pameran di JEC

YOGJAKARTA,Suara Kutim.com 
      Asisten Ekonomi dan Pembangunan Pemrov DI Yogyakarta  Didi Purwadi menyambut apresiasi ikutnya  Kutai Timur (Kutim) pada  pameran pangan nusantara yang  disatukan dengan  seni budaya. Pameran yang diikuti beberapa daerah dan berlangsung di Gedung Jogja Expo Centre  (JEC) di Jalan Janti  Yogyakarta.
     Ketika meninjau masing-masing stand, Didi yang hadir mewakili Gubernur DI Yogyakarta, menilai penyajian Pemkab Kutim,aktratif yang mampu memadukan antara pangan dengan budaya daerah yang memang tidak terlepas karena sikap masyarakat dalam menjaga serta melestarikan lingkungan.
Menurut Didi Purwadi, pameran seni budaya bersamaan pameran makanan khas tradisional  merupakan media komunikasi  dalam mempromosikan kearifan lokal yang dimiliki masing-masing daerah. “Kepariwisataan bukan lagi hanya sebagai kebutuhan tersier tapi merupakan kebutuhan  primer yang perlu dikerjasamakan untuk ketumbuhkembangkan karenanya daerah  jangan egois, tapi perlu saling melindungi,” imbuh Didi.
Distand seluas 18 M2, Kutim  berusaha tampil maksimal sehingga berusaha menyajikan segala potensi yanga ada diantaranta Pisang Kepok, Jeruk Borneo Prima (BP) yang sudah mendapat pengakuan Kementerian Pertanian, kemudian puluhan cendramata yang didominasi rotan.
Tak kalah menariknya, sejumlah pernak-pernik berupa manik juga ditampilkan sehingga menarik perhatian pengunjung saat berlangsung acara pembukaan, Jumat (9/5) pagi. Eko Purnomo, sebagai penanggungjawab stand Kutim kepada Rizky AHS-Koresponden Suara Kutim. com di Yogyakarta, menyebutkan sebagai daerah baru Kutim berusaha untuk mempromosikan potensi alam dan kebudayaan yang ada.
            Sayangnya pameran yang digagas Pemprov DI Yogyakarta ini kurang mendapat respon warga Yogyakarta, pasalnya lokasi kegiatan berada di ruas ring road yang berada cukup jauh dari pemukiman masyarakat. Sementara, pada hari-hari tertentu warga Yogyakarta lebih suka berada di mall-mall karenanya seusai, arena pameran langsung sepi kecuali hilir mudik peserta pameran saja.(SK-03)