Beranda kutim Kutim Sudah Menerapkan e-Budgeting DalamPenyusunan APBD

Kutim Sudah Menerapkan e-Budgeting DalamPenyusunan APBD

0

Loading

PEMKAB Kutai Timur (Kutim) sudah menggunakan system e-budgeting dalam penyusunan anggaran, selain itu beberapa pelayanan publik dilakukan secara online diantaranya pada Samsat, Badan Pendapatan Daerah dan Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Satu Pintu serta pada Dinas Administrasi Kependudukan dan Catatan Sipil.
Prestasi Kutim dalam IT itu, dikemukan Bupati Ismunandar saat menjadi pembicara pada Kolaborasi Tunas Integritas (KTI) II di Jayapura Papu belum lamka ini. Dihadapan kepala daerah se-Indonesia, disebutkan Kutim dalam pelayanan publik telah berintegritas.
“Ini bukti Kutim telah berintegritas memberikan pelayanan prima ke masyarakat agar lebih transparan dan cepat,juga menghindari terjadinya pungutan liar. Selain itu dalam menjaring aspirasi masyarakat, penyusunan program dilakukan melalui pola musyawarah pembangunan desa,kecamatan hingga ke level kabupaten.Jadi sistemnya bottom up”,” jelas Ismunandar.
Disebutkan, dampak terintegritasnya sistem pelayanan kini 80 persen desa sudah teraliri listrik.”Program tersebut terus berlanjut dengan target pada 2018 semua desa merasakan listrik dari PLN,” bebernya.
Namun ia mengakui, meskipun sudah menggunakan system yang baik, kesemua kembali kepada aparaturnya. Menurutnya, jika aparaturnya tidak memiliki integritas (jujur dan komitmen-red ) semua yang dikerjakan tidak maksimal. “ Integritas aparatur negara mulai level bawah hingga pimpinan harus menjadi teladan bagi masyarakat di daerahnya,” kata Ismu dalam pertemuan yang dihadiri sejumlah pejabat kementrian termasuk KPK.
Dalam diskusi terkait isu Politicalwill and Merrit, Bupati Ismu mengungkapkan ada lima indikator salah satunya upaya untuk memastikan regulasi panduan pembangunan budaya integritas masing-masing Kementerian,Lembaga,Organisasi dan Pemerintah Daerah yang dapat dilakukan dan diimplementasikan.
Sementara itu Asep Chaerullohm dari KPK, mengungkapkan KTI Tahun 2017 berharap menghasilkan hubungan yang baik antara KTI dengan peningkatan Indeks Kebahagiaan yang dimulai dari pemimpin tingkat pusat hingga ke daerah. “Terpenting bagaimana menciptakan budaya berintegritas agar terhindar dari praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme,” pesannya
Dikatakan Asep, sebuah negara jika ingin berbicara kelas dunia, indikatornya bagimana bersaing bisa saling membahagiakan. “Ada indikator menyebutkan ‘World Happy Index’ atau Indeks Kebahagian Dunia, dan negara kita masih ada di jajaran peringkat 80-an. Indonesia berharap sepuluh tahun ke depan bisa masuk lima besar, oleh karena itu bagaimana dari ada komitmen untuk mewujudkan bangsa Indonesia sebagai bangsa yang bahagia,” harapnya lagi daalm acara yang diikuti 139 daerah. (ADV-Humas Kutim/HMS12)