Beranda kesehatan Polio Tetap Diwaspadai Meski Indonesia Sudah Bebas

Polio Tetap Diwaspadai Meski Indonesia Sudah Bebas

0

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (9/2)
Polio atau poliomyetilis penyakit yang disebabkan poliovirus (PV) di Kutim tidak ditemukan. Penyakit yang kerap menyerang balita ini bisa merupakan sindrom pasca polio atau penderita di masa kecilnya pernah menderita polio. Polio bisa menyebabkan penderita kesulitan bernafas, kelumpuhan hingga kematian. “Walaupun sejak 2014 lalu telah dinyatakan bebas polio, namun perlu adanya sosialisasi kepada masyarakat sebagai antisipasi agar penyebaran penyakit polio ini tidak kembali menyebar di Indonesia,” kata Kadis Kesehatan Kutim Aisyah.
Kepada Suara Kutim.com, Selasa (9/2) tadi, ia menyebutkan Pemkab terus berupaya mengajak masyarakat peduli dan memahami akan bahaya polio. “Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio yang dilaksanakan 8 – 15 Maret 2016 mendatang pemerintah menghimbau masyarakat untuk melakukan vaksin polio khusus diwajibkan bagi balita usia 0 hingga 59 bulan,” kata Aisyah.
Didampingi Kabid Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) M Yusuf, saat ini kasus polio tidak ditemukan di Kutim namun pemerintah tetap melakukan sosialisasi dan antisipasi untuk mencegah kasus polio khususnya polio liar. Menurut Yusuf, penelitian WHO salah satu dari tiga kuman yang terdapat pada vaksin polio justru memicu lahirnya polio liar akibat buruknya sanitasi terutama pada saat balita baung air besar (BAB) tidak menggunakan septic tank.
Pada eradikasi atau pembasmian polio, kata Ysusf, pemerintah melakukan pergantian vaksin polio tetes trivalent atau TOPV menjadi vaksin tetes Biavalent atau BOPV. Selain itu sistem pemberian vaksin yang selama ini melalui tetes mulut atau oral kini dilakukan sistem penyuntikan.
Diakuinya, balita berusia hingga 59 bulan wajib mengikuti vaksin ulang walaupun sudah pernah mendapatkan vaksin polio lengkap. pemberian vaksin ini dilakukan serentak pada tanggal 8 hingga 15 Maret nanti dalam kegiatan Pekan Imunisasi Nasional (PIN).
Selain itu, Dinkes Kutim, tandas Aisyah, mengirimkan dua sampel kotoran atau feses setiap tahun yang diambil dari usia 15 tahun berdasarkan jumlah penduduk Kutim. Ia menanbagkan, program antisipasi dini acute flaccid paralysis (AFC) yang dikenal dengan sebutan lumpuh layu mendadak. “Hasil pemeriksaan selama ini Kutim dinyatakan bebas dari kasus polio liar,” ungkap Aisyah.(SK-03/SK-11)