Beranda kesehatan Rayhan Menderita Pembengkakan Otak, Menanti Bantuan Dermawan Untuk Dioperasi

Rayhan Menderita Pembengkakan Otak, Menanti Bantuan Dermawan Untuk Dioperasi

0
Ryahan Firmansyah (1,1) warga RT 25 Desa Swarga Bara Kecamatan Sangatta Utara yang mengalami pembengkakan di otak (tegah bersama Ririn -ibu angkatnya).

Loading

MALANG betul nasib Rayhan Firmansyah – balita yang baru berusia 1,1 tahun, pasalnya ia tak bisa mengangkat kepalanya yang terus membesar akibat cairan di kepalanya.  Anak angkat pasangan Diki Prasetyo (28) dan Ririn (50) seharusnya menjalani operasi di RSU AW Syahrani Samarinda, pekan lalu namun gagal karena kendala dana.

                Ririn –ibu angkat Rayhan menyebutkan, anaknya yang asuh sejak bayi ini mengalami pembengkakan di kepala sehinga tidak bisa mengangkat kepala. Kepada Sekretaris Dinas Kesehatan Kutim Haritaty yang datang menjenguk Rayhan, disebutkan, anak angkatnya ia dapat dari seorang ibu yang tak bersedia memelihara. “Saya ini tukang urut keliling, setahun lalu ada seorang ibu melahirkan namun enggan memelihara anaknya sehingga saya ambil menjadi anak angkat saya,” kata wanita yang sudah punya anak 3 ini.

                Belakangan pasangan yang tinggal di lingkungan RT 25 Desa Swarga Bara Kecamatan Sangatta Utara ini menaruh curiga dengan kondisi kepala Rayhan yang terus membesar dan tidak seperti anak seusianya. Selain itu, timpal Diki Prasetyo, Ryan kerap menangis sehingga dibawa ke RSU Kudungga.

                Dari pemeriksaan di RSU Kudungga, Ryahan yang lahir tanggal 6 November 2017 diduga menderita hydrocephalus atau   penumpukan cairan serebrospinal pada rongga otak yang  menyebabkan otak membengkak.

“Normalnya, cairan serebrospinal ini akan mengalir melalui otak dan sumsum tulang belakang, lalu diserap oleh pembuluh darah. Dalam kondisi tertentu, cairan cerebrospinal dalam otak dapat meningkat karena berbagai hal seperti sumbatan di otak atau sumsum tulang belakang, pembuluh darah tidak mampu menyerap cairan serebrospinal, otak menghasilkan cairan serebrospinal yang terlalu banyak sehingga tidak mampu diserap sepenuhnya oleh pembuluh darah,” beber Hariyati ketika ditanya Suara Kutim.com.

Untuk menyelamatkan nyawa Rayhan, RSU Kudungga merujuk bocah malang ini ke RSU AW Syahranie. Selama sepekan, diketahui Rayhan menderita hydrocephalus sehingga harus dioperasi yang memerlukan waktu lama.

Sebagai orang tua, Ririn yang kesehariannya tukang pijat serta berjualan gado-gado sementara Diki – sebagai tukang dekor panggung, mengaku tak punya biaya untuk berada di Samarinda dalam waktu  lama, meski biaya  operasi Rayhan ditanggung BPJS Kesehatan. “Untuk kebutuhan sehari-hari saja, kami harus banting tulang terlebih saat ini kondisi Rayhan tambah parah,” aku Diki yang tampak bingun dan secara bergantian mengedong Ryah yang tampak tak mampu mengangkat kepalanya yang sudah sebesar kelapa itu.

Meski demikian, keduanya berharap ada dukungan darmawan yang bisa membantu mereka agar Ryahan segera dioperasi. “Selama di Samarinda, kami tinggal di rumah singgah dekat RSU AW Syahrani,” kata Ririn yang mengaku sudah lama tinggal di Sangatta.(SK11)