Beranda kutim Silahturahmi Dengan Bupati Ardiansyah Sulaiman Berakhir Haru

Silahturahmi Dengan Bupati Ardiansyah Sulaiman Berakhir Haru

0
Bupati Ardiansyah Sulaiman bicara serius dengan Kades Tepian Makmur M Wairul Anom.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (11/2)
Acara silahturahmi antara Ardiansyah Sulaiman sebagai Bupati Kutim dengan jajaran Pemkab, Kamis (11/2) siang tiba-tiba berubah menjadi haru. Menjelang penghujung acara, satu persatu pegawai Pemkab Kutim baik pejabat, PNS maupun TK2D langsung bersalaman dengan Ardiansyah yang pada Sabtu (13/2) nanti mengakhiri masa tugasnya.
Meski tidak ada acara sambutan atau lainnya, ratusan pegawai tak mampu menahan air mata mereka ketika berjabat tangan pria kelahiran Muara Pahu ini. Keharuan luar biasa itu membuat Ardiasnyah harus berkali-kali menghapus air matanya, bahkan karena emosi yang amat dalam ia minta ijin untuk kebelakang kemudian kembali melanjutkan acara silahturahmi.
Silahturahmi yang digelar Pemkab Kutim di Ruang Meranti, sebenarnya dikemas sederhana. Dihadiri Ketua DPRD Mahyunadi, Dandim Letkol Inf Ibnu Hudaya, Kajari Tety Syam, Lanal dan PN Sangatta itu hanya diisi syukuran dan makan, sebagai penghias kegiatan dihadirkan hiburan elekton.
Sejumlah pejabat ikut menyumbangkan lagu diantaranya Mahyunadi, Kepala Dishut Idham Edwin, mantan Camat Kaliorang Aisyah serta Ardiansyah Sulaiman. Tampilnya Mahyunadi dan Ardiansyah menendangkan lagu kesukaanya membuat suasan tampak gembira, namun menjelang shalat dzuhur saat silahturahmi digelar tiba-tiba suasana gembira menjadi haru. “Maafkan saya jika salah memimpin, terima kasih atas dukungannya selama ini. Jangan pernah berhenti untuk mengabdi kepada negara dan bangsa, jadikan tugas sebagai ibadah,” pesan Ardiasnyah disela-sela silahturahmi berlangsung.
Ardiasnyah bertugas di Kutim ketika menjadi anggota DPRD, kemudian Wakil Ketua DPRD Kutim, Wakil Bupati serta Bupati Kutim menggantikan Isran Noor. Ia juga pernah memegang jabatan Ketua BNK, KPAI sehingga mumpuni terhadap Narkotika serta HIV AIDS.Sebelumnya sebelum pemekaran Kutai, ia pernah bertugas sebagai guru di Muara Ancalong yang kini bagian dari Kutim.(SK-04/SK-12)