Beranda foto STIPER Setuju Dimarger Menjadi Universitas

STIPER Setuju Dimarger Menjadi Universitas

0
Ketua STIPER sangatta, Juremi saat memwisuda mahasiswa strata 1 belum lama ini

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (28/3)
Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (STIPER) Sangatta Profesor Juraemi menyambut baik wacana penggabungan sekolah tinggi swasta di Sangatta seperti Sekolah Tinggi Agama Islam Sangatta (STAIS) , Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nusantara, dan STIPER menjadi universitas.
Menurut Juraemi, ide Bupati DR Isran Noor untuk mengabungkan 3 PTS untuk efektifitas dan afisiensi pengelolaan perguruan tinggi khususnya di Kutim sehingga tidak terpecah-pecah seperti saat ini. “Selain itu menjadi Universitas jelas secara gengsi dan gred lebih tinggi daripada sekolah tinggi,”aku Juremi.
Diungkapkan, salah satu persyaratan pembentukan sebuah universitas minimal memiliki 3 fakultas. Diakui, bergabung 3 PTS sudah memiliki 3 fakultas yakni fakultas pertanian dari STIPER, Fakultas Agama dari STAIS dan F akultas Ekonomi dari STIE Nusantara sedangkan fakultas lainnya dikembangkan bertahap.
Kepada wartawan ia menambahkan, pembentukan universitas berdasarkan PP tentang kewenangan prosesnya ditangan Direktorat Pedidikan Tinggi (DIKTI) Kementrian Pendidikan dan Nasional. Karenanya, ia mengakui proses pembentukan universitas seperti diusulkan Bupati Isran Noor memerlukan waktu 2 tahun kedepan. “Penggabungan semua PTS harus dibicarakan terlebih dahulu kepada masing-masing ketua dan pengurus yayasan dimana masing-masing sekolah tinggi kini bernaung, kalau STIPER dan STAIS tidak masalah karena semuanya ditangani pemkab dalam arti kata hampir milik pemkab. Namun yang menguntungkan, adanya aturan yang baru setiap daerah diizinkan mendirikan universitas dalam rangka peningkatan SDM,” sebut Juremi.
Seperti di wartakan, Bupati Isran Noor saat meresmikan pemberian nama GOR dan Stadion Sangatta menjadi GOR Kudungga, mewacanakan pembentukan universitas dengan mengabukan PTS yang ada.(SK-03)

Artikulli paraprakPemkab Belum Bisa Bangun Sangsel dan Teluk Pandan
Artikulli tjetërMahyunadi : Orang Asing Wajib Dimonitor