Beranda hukum Stok Darah Rusak, PMI Kutim Sebut Akibat Listrik Kerap Padam

Stok Darah Rusak, PMI Kutim Sebut Akibat Listrik Kerap Padam

0
Pengumuman pihak PLN Sangatta terkait pemadaman dilakukan selain melalui RPD Kutim juga fdi media sosial.

Loading

SANGATTA,Suara Kutim.com (9/3-2017)

Jajaran PMI Kutim mengecek kondisi stok darah.
Jajaran PMI Kutim mengecek kondisi stok darah.
Sejumlah kantong darah yang terdapat pada bank darah PMI Kutim, dilaporkan rusak akibat kerap matinya listrik tanpa pemberitahuan dari PLN Sangatta. Namun, PLN Sangatta menyebutkan pemadaman untuk kegiatan terencana pemberitahuan disampaikan kepada masyarakat diantaranya RPD Kutim serta media sosial.
Kepala Markas PMI Sangatta Wilhemus, kepada wartawan, Kamis (9/3) mengaku akibat tidak adanya pemberitahuan pemadaman listrik ke PMI disayangkan karena lantaran stok darah yang menjadi kebutuhan warga Kutim tidak sedikit rusak. “PMI Kuytim hanya memiliki satu genset itupun tidak sanggup menyuplai litsrik ke lemari pendingin darah yang membutuhkan 2 sampai 3 derajat celcius,” terang Wilhemus.
Ia berharap, jika ada pemadaman PLN terlebih dahulu menyampaikan pemberitahuan ke UTD PMI, sehingga dilakukan antisipasi untuk mengamankan stock darah yang tersimpan agar tidak mengalami kerusakan.
Terpisham, Manager PLN Area Sangatta, Poniman, membantah tidak adanya pemberitahuan pemadaman listrik ke warga. “Beberapa hari sebelum pemadaman yang bersiifat berkala termasuk perbaikan jaringan yang ada bahkan hampir menyentuh bangunan warga terutama yang membangun dekat jaringan, diumumkan melalui media dan Radio Pemkab Kutim, kecuali akibat insiden,” ungkapnya.
Namun, terhadap pernyataan Poniman ini, Wilhemus menyayangkan yang seakan meminta PMI untuk selalu memonitor akun media sosial milik PLN termasuk mendengarkan pengumuman di RPD Kutim.
Sekedar diketahui, akibat tingginya permintaan warga Kutim terutama akan listrik, membuat PLN meningkatkan tambahan jaringan dengan memanfaatkan suplai listrik dari PLTGU Mahakam, ini tiada lain PLTD yang ada di Sangatta tidak mampu memenuhi. “Permintaan sambungan baru semakin banyak sejak Sangatta menjadi Ibukota Kabupaten, saat ini saja PDAM dan RSU Kudungga belum terlayani maksimal padahal keduanya juga untuk kebutuhan orang banyak,” ungkap Poniman.(SK3/SK11)